[J]: Anggapan yang didasarkan pada bukti internal
menyetujui teori itu. Belum ada pertanyaan yang serius mengenai kepengarangan
Matius. Markus dianggap memperoleh pengetahuannya tentang peristiwa-peristiwa
yang dicatatnya dari Petrus. Pengetahuan kita akan karakter Petrus membawa kita
percaya bahwa bila dia berusaha menulis sebuah Injil, itu pasti akan menjadi
Injil seperti Injil Markus. Pernyataan seperti itu juga terdapat dalam Mr
14:72, "Maka teringatlah Petrus … Lalu menangislah ia
tersedu-sedu," secara tidak langsung menyatakan pengenalan yang dekat
dengan Dia seperti yang akan ditulis oleh Petrus sendiri, atau melalui
pergaulan yang dekat pada Injil Lukas menunjukkan bahwa banyak Injil sudah ada
pada saat Lukas menulis, dan karena dia mengetahuinya, dia bisa saja
memanfaatkan kesempatan untuk memakai materi yang ada. Ucapannya tentang
penulisan kata "supaya" menggambarkan kumpulan buku-buku.
Kepengarangan Injil keempat diperdebatkan dengan hebat, utamanya karena
beberapa kritikus menyatakan bahwa penulis Kitab Wahyu tidak mampu menulis
bahasa Yunani yang luwes dan halus dari Injil. Sebagian besar komentator dewasa
ini, bagaimanapun juga mendukung keyakinan bahwa Yohanes-lah yang menulis Injil
keempat itu.
No comments:
Post a Comment