1. IMAN YANG TAK TERHINDARKAN
Setiap orang mempercayai sesuatu. Tidak
seorangpun yang dapat menanggung tekanan dan masalah hidup tanpa beriman kepada
sesuatu yang tak sepenuhnya dapat dibuktikan. Orang atheis tidak dapat
membuktikan bahwa Allah tidak ada. Orang pantheis tidak dapat membuktikan bahwa
segala sesuatu adalah Allah. Kaum pragmatis tidak dapat membuktikan asumsi
mereka bahwa sesuatu dianggap penting karena bermanfaat bagi mereka. Orang
agnotispun tidak dapat membuktikan bahwa Allah tidak mungkin diketahui. Iman
tidak dapat dihindari, sekalipun jika kita memilih untuk hanya percaya pada
diri kita sendiri. Sesungguhnya apa yang kita putuskan adalah mengenai bukti
yang kita anggap paling cocok, bagaimana kita menafsirkan bukti tersebut, dan
siapa atau apa yang kita ingin percayai. ( Luk 16:16)
2. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN
Metode ilmu pengetahuan terbatas oleh
suatu proses yang terukur dan dapat diulang, sehingga ia tidak dapat berbicara
tentang asal usul kehidupan, makna dan moralitas. Untuk menjawab hal-hal itu,
ilmu pengetahuan bergantung pada nilai dan keyakinan pribadi dari mereka yang
menggunakan ilmu tersebut, dan karena itu pula, ia sangat berpotensi baik untuk
kebaikan maupun kejahatan. Ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk membuat
vaksin atau racun, membuat tenaga nuklir untuk tanaman atau persenjataan, untuk
melestarikan lingkungan hidup atau mencemarinya, bahkan untuk memuliakan Allah
maupun melawan Allah. Ilmu pengetahuan itu sendiri tidak mampu memberikan
bimbingan moral atau nilai-nilai untuk mengatur hidup kita. Apa yang dapat
dilakukannya adalah memperlihatkan kepada kita bagaimana cara kerja hukum alam,
tetapi tidak dapat menjelaskan apa-apa tentang asal-usulnya.
3. MASALAH-MASALAH EVOLUSI
Banyak orang berasumsi bahwa teori
evolusi tentang kehidupan membuat Allah tidak dibutuhkan. Pandangan demikian
mengabaikan beberapa hal. Jika kita berasumsi suatu saat nanti ilmuwan
menemukan cukup banyak "rantai yang hilang" untuk mengkonfirmasi
bahwa kehidupan muncul dan berkembang secara bertahap dalam rentang waktu yang
panjang, hukum-hukum probabilitas tetap memperlihatkan bahwa kita membutuhkan
Sang Pencipta. Karena itu pula banyak ilmuwan yang percaya kepada teori evolusi
juga percaya bahwa alam semesta yang sedemikian besar dan kompleks ini tidak
"terjadi begitu saja." Mereka mau tidak mau harus mengakui
kemungkinan, atau bahkan kepastian, adanya Perancang berintelijensi tinggi yang
menyediakan segala unsur untuk hidup dan yang menetapkan hukum-hukum agar semua
unsur itu dapat berkembang.
4. KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN HATI
Umat manusia pada dasarnya adalah makhluk
religius. Pada saat mengalami kejutan atau kesusahan mendadak, ketika berdoa
atau mengumpat, seseorang biasanya merujuk pada hal-hal yang ilahi. Mereka yang
menganggap gejala ini sebagai kebiasaan buruk atau penyimpangan sosial malah
diperhadapkan pada banyak pertanyaan yang tak terjawab. Menyangkal keberadaan
Allah tidaklah dapat menghilangkan misteri kehidupan. Walau kita mencoba
mengeluarkan Allah dari kehidupan sehari-hari, kita tidak akan dapat menghalau
kerinduan kita kepada kehidupan yang lebih baik dari kehidupan saat ini ( Pengk
3:11). Ada sesuatu tentang kebenaran, keindahan, dan cinta yang membuat hati
kita nyeri. Bahkan dalam kemarahan kita kepada Allah yang mengijinkan ketidak-adilan
dan sakit-penyakit, kita sesungguhnya sedang menggunakan suatu kesadaran moral
untuk berargumentasi bahwa kehidupan saat ini tidak berjalan sebagaimana
seharusnya. ( Rom 2:14-15) Sekalipun tanpa sengaja, kita sesungguhnya sedang
mencari sesuatu yang lebih baik, bukannya yang lebih buruk, dari diri kita
sendiri.
5. LATAR BELAKANG KITAB KEJADIAN
Dengan membaca sekilas, kata-kata
pembukaan Alkitab tampaknya berasumsi bahwa Allah itu ada. Bagaimanapun kitab
Kejadian ditulis pada waktu tertentu dalam sejarah. Musa menulis kalimat,
"Pada mulanya Allah," sesudah bangsa Israel keluar dari Mesir. Dia
menulis hal itu sesudah terjadinya pelbagai peristiwa mujizat yang disaksikan
oleh jutaan orang Israel dan Mesir. Dari kitab Keluaran sampai kedatangan Mesias,
Allah yang diceritakan Alkitab membuktikan diri-Nya ada melalui
peristiwa-peristwa yang dapat disaksikan di dalam waktu dan tempat yang nyata.
Siapapun yang meragukan klaim-klaim tersebut dapat mengunjungi tempat-tempat
dan orang-orang yang nyata untuk membuktikannya bagi diri mereka sendiri.
6. BANGSA ISRAEL
Israel sering digunakan sebagai
argumentasi untuk melawan Allah. Banyak orang sulit percaya pada Allah yang
bersikap memihak pada satu "umat pilihan." Ada lagi yang lebih sulit
percaya pada Allah yang tidak melindungi "bangsa pilihan-Nya" dari
kamar-kamar gas Nazi di Auschwitz dan Dachau. Tetapi sesungguhnya semenjak
Perjanjian Lama, masa depan Israel telah dinubuatkan. Seperti nabi-nabi lain,
Musa menubuatkan bukan saja bahwa Israel akan memiliki tanah perjanjian, tetapi
bahwa mereka akan mengalami penderitaan yang tak terkira, tersebar ke seluruh
pelosok bumi, pertobatan mereka kepada Allah, dan pemulihan mereka pada akhir
jaman. ( Ula 28:1-34:12; Yes 2:1-5; Yeh 37:1-38:23)
7. KLAIM-KLAIM TENTANG KRISTUS
Banyak orang yang mulanya ragu pada
keberadaan Allah telah kembali meyakinkan diri mereka dengan pemikiran,
"Jika Allah ingin kita percaya kepada-Nya, Dia pasti akan menyatakan
diri-Nya kepada kita." Menurut Alkitab, itulah yang Allah lakukan. Pada
abad ke-7 SM, nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan memberi umat-Nya suatu
tanda. Seorang perawan akan melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan disebut
"Allah beserta kita." ( Yes 7:14; Mat 1:23) Bahwa Anak ini juga akan
disebut "Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." ( Yes 9:5)
Dan bahwa Dia akan mati untuk dosa-dosa umat-Nya dan kemudian Dia akan melihat
hidup-Nya dihormati dan dipermuliakan ( Yes 53). Menurut Perjanjian Baru, Yesus
mengklaim diri-Nya sebagai Mesias. Di bawah pemerintahan Gubernur Romawi yang
bernama Pontius Pilatus, Dia disalibkan dengan tuduhan bahwa Dia mengklaim
diri-Nya sebagai Raja Israel dan bahwa Dia telah menyamakan Diri-Nya setara
dengan Allah. ( Yoh 5:18)
8. BUKTI DARI MUKJIZAT-MUKJIZAT
Sejumlah laporan dari para pengikut Yesus
yang mula-mula sepakat bahwa Yesus bukan hanya mengklaim diri sebagai Mesias
yang sudah lama dinantikan. Para saksi ini mengatakan bahwa Dia dipercaya oleh
mereka karena Dia menyembuhkan orang lumpuh, berjalan di atas air, kemudian
secara sukarela mengalami kematian yang menyakitkan dan yang tidak patut Dia
terima, dan akhirnya Dia bangkit dari kematian. ( 1Ko 15:1-8) Yang paling tidak
terbantah adalah klaim mereka bahwa banyak saksi telah melihat dan berbicara
dengan Kristus setelah kubur-Nya ditemukan kosong dan sebelum menyaksikan
dengan mata kepala sendiri Dia naik ke surga. Para saksi ini tidak mendapatkan
keuntungan apa-apa dari klaim-kaim yang mereka buat. Mereka tidak mengharapkan
kekayaan harta-benda atau kekuasaan. Bahkan banyak dari mereka yang mati
martir, tetapi sampai akhir hayat mereka tetap mengklaim bahwa Mesias yang
dinantikan bangsa Israel telah hadir di tengah mereka, bahwa Dia telah menjadi
korban penebusan dosa, dan bahwa Dia telah bangkit dari kematian untuk meyakinkan
mereka bahwa Dia mampu membawa mereka kepada Allah.
9. DETIL-DETIL DARI ALAM SEMESTA
Ada orang yang percaya kepada Allah
tetapi tidak menganggap keberadaan-Nya secara serius. Mereka beralasan bahwa
Allah yang cukup besar untuk menciptakan alam semesta ini pasti terlalu besar
untuk memperhatikan kita. Sebaliknya Yesus justru memperkuat apa yang alam ini
hendak katakan melalui rancangan dan detil-detilnya. Yesus memperlihatkan bahwa
Allah cukup besar untuk memperhatikan detil hidup kita yang paling kecil
sekalipun. Dia berbicara mengenai Allah yang tahu bukan saja setiap tindakan
kita, tetapi juga motivasi dan pikiran-pikiran dalam benak kita. Yesus
mengajarkan bahwa Allah tahu jumlah rambut di kepala kita, keinginan-keinginan
hati kita, dan bahkan keadaan seekor burung pipit yang terjatuh ke bumi. (Maz
139; Mat 6)
10. KENYATAAN DARI PENGALAMAN
Alkitab berkata bahwa Allah merancang
hidup kita sedemikian rupa sehingga kita terdorong untuk mencari Dia (Kis
17:26). Bagi mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia, Alkitab juga berkata
bahwa Allah cukup dekat untuk ditemukan ( Kis 17:27). Menurut Rasul Paulus,
Allah adalah Roh yang di dalam-Nya "kita hidup, kita bergerak, dan kita
ada," ( Kis 17:28). Tetapi Alkitab juga sangat jelas mengajarkan bahwa
kita harus menghampiri Allah sesuai dengan cara-cara Allah, bukan menurut
kemauan kita sendiri. Dia berjanji untuk dapat ditemui, bukan oleh setiap
orang, tetapi oleh mereka yang mengakui kebutuhan mereka dan yang bersedia
sungguh-sungguh percaya kepada Allah dan bukan percaya kepada diri mereka
sendiri.
ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda dapat
mengakui keberadaan Allah tetapi ragu- ragu apakah Anda dapat menerima klaim
Yesus bahwa Dia adalah "Allah yang menjadi manusia." Orang dari
Nazaret ini berjanji menolong mereka yang ingin melakukan kehendak Allah. Dia
berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah
ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari Diriku
sendiri." (Yoh 7:17)
Jika Anda percaya pada bukti tentang
Allah yang menyatakan diri-Nya kepada kita melalui Anak-Nya, Anda perlu
mengingat perkataan Alkitab bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita, dan bahwa
siapapun yang percaya kepada-Nya akan menerima pengampunan dosa dan kehidupan
kekal. Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah upah untuk usaha kita,
tetapi suatu anugerah bagi mereka, yang melalui bukti-bukti yang tersedia, mau
percaya kepada Dia. ( Yoh 5:24; Rom 4:5; Efe 2:8-10)
Silakan menghubungi kami melalui e-mail
ke indonesia@rbc.org untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai bahan
ini.
© 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd.