Wednesday, September 10, 2014

Apakah beberapa kitab dari Alkitab sudah ditiadakan?

[J]:  Kitab-kitab yang ditiadakan disebut sebagai "Apokrifa," dan mereka adalah sebagai berikut: I Esdras, II Esdras, Tobit, Yudith, beberapa pasal dari Kitab Ester yang tidak terdapat baik dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Kasdim, Hikmat Salomo, Hikmat Yesus, putra Sirakh, atau Ecclesiasticus, Barukh, Kidung Tiga Anak Kudus, Sejarah Susana, Sejarah Penghancuran Bel dan Naga, Doa Manasye, I Makabe, II Makabe. Semua kitab ini ditiadakan oleh Gereja Kristen mula-mula dengan alasan kitab-kitab ini sumbernya diragukan dan tidak condong pada pendidikan rohani. Keputusan ini tidak pernah diubah, meskipun dalam beberapa periode dalam sejarah Gereja, sejumlah tulisan Apokrifa diterbitkan dalam bentuk huruf yang lebih kecil setelah kitab-kitab umum dalam Alkitab. Pada suatu saat volume penulisan Apokrifa bahkan lebih besar dari yang asli, tetapi banyak di antaranya ditolak dan lenyap dengan cepat.


Siapa yang menyusun Perjanjian Lama?

[J]:  Ada yang menyatakan bahwa Kitab-kitab Perjanjian Lama dikumpulkan dan disusun di bawah pengawasan Ezra, meskipun para sarjana modern mempersoalkan tuntutan itu. Surat-surat kiriman Paulus kepada berbagai jemaat dikumpulkan dan digabungkan dengan surat-surat lainnya beserta Kitab-kitab Injil dan Wahyu menjadi satu kitab selama paruhan pertama dari abad ke dua, dan sewaktu kami mengetahui dari Eusebius, kitab-kitab ini dipakai secara umum segera setelah tahun 300 TM.


Apa arti angka empat puluh dalam Kitab Suci?

[J]:  Angka ini bukan sekadar periode berubah-ubah atau "angka bulat," tetapi angka ini dipilih untuk menyampaikan arti kepenuhan. Beberapa pemakaian injili yang menonjol adalah: Musa berada empat puluh hari di atas gunung ( Kel 24:18, dst.); Elia, dikuatkan oleh makanan dari malaikat, berpuasa selama empat puluh hari(1Raj 19:8); hujan yang menyebabkan air bah turun selama empat puluh hari ( Kej 7:12*); Nuh membuka jendela bahtera setelah empat puluh hari ( Kej 8:6*); para pengintai menghabiskan waktu empat puluh hari mencari Kanaan (Bil 13:25*); Musa dua kali berpuasa dan berdoa selama empat puluh hari ( Ul 9:18-25*); Yehezkiel menanggung hukuman kaum Yehuda selama empat puluh hari (Yeh 4:6*); Niniwe diberi waktu empat puluh hari untuk bertobat (Yun 3:4*); bangsa Israel mengembara selama empat puluh tahun di padang belantara (Bil. 34:33); Goliat menentang pasukan Saul selama empat puluh hari (1Sam 17:16*); empat puluh hari adalah lamanya masa untuk merempahi jenazah (Kej 50:3*); Tuhan berpuasa selama empat puluh hari ( Mat 4:2, dst.); Tuhan yang telah bangkit ada di bumi selama empat puluh hari ( Kis 1:3); bangsa Yahudi dilarang mencambuk lebih dari empat puluh kali ( Ul 25:3*). Yang patut diperhatikan adalah Yerusalem dihancurkan empat puluh hari setelah kenaikan Kristus, dan tradisi mengatakan bahwa Yesus berada di dalam kubur selama empat puluh jam. Bulan puasa Masehi berlangsung selama empat puluh hari, juga berlaku pada masa karantina. St. Swithin mendapatkan hujan empat puluh hari, sementara banyak hukum kuno yang berkaitan dengan tabib, kesatria, suami, istri, janda, hak-hak perlindungan, denda, dan sebagainya, semuanya berkerumun di sekitar angka ini.

Mengapa di dalam Kitab Suci angka tujuh Iebih sering dipakai ketimbang angka lainnya

[J]:  Simbolisme dari "tujuh" harus ditelusuri lagi pada simbolisme unsur-unsur komponennya, "tiga" dan "empat," yang melambangkan ketuhanan dan manusia. Sejak saat itulah angka "tujuh" melambangkan kesatuan antara Allah dan manusia. Di antara bangsa Persia, Yunani, Indian kuno, Roma, dan semua bangsa yang mengakui tujuh hari dalam satu minggu, pengaruh angka tujuh dinyatakan berlaku. OlehCicero disebut "simpul atau semen dari segala sesuatu," sebab di dalam angka "tujuh" dunia rohani dan alami dipahami sebagai satu ide. Beberapa penulis menyatakan bahwa bangsa Ibrani meminjamnya dari bangsa-bangsa penyembah berhala tetangga mereka. Hari Sabat, adalah hari ke tujuh, sehingga disarankan angka tujuh menjadi pertemuan dari semua periode suci. Bulan ketujuh diantarkanoleh Perayaan meniup Sangkakala; tujuh minggu merupakan jarak waktu antara Paskah dengan Pentakosta, dan seterusnya, mengakui tujuh sebagai simbol segala sesuatu yang berkaitan dengan Ketuhanan.

Angka-angka berapa yang dianggap suci atau melambangkan sesuatu?

[J]:  Ada beberapa angka tertentu yang dipakai dalam Kitab Suci yang dikenal sebagai angka yang suci atau yang melambangkan sesuatu. Di antaranya adalah angka tujuh (kesempurnaan), seperti trinitas yang melambangkan keallahan dan empat seperempat bagian bumi; empat puluh, "angka bulat," yang menandakan kelangsungan, jarak, kuantitas; sepuluh (kelengkapan); lima, sebagaimana yang dipakai dalam persembahan dan sebagainya; empat, berkaitan dengan empat penjuru dunia, bentuk tempat mahakudus di Bait Suci, dan sebagainya; tiga, simbol ketuhanan tertinggi; dua belas, yang mendapatkan artinya dari kedua belas suku dan yang disebut "angka jujur," "angka zodiak," "angka kerasulan". 12x 12 secara simbol berarti kepastian dan kelengkapan, dan kalau digandakan ribuan kali, akan berjumlah 144.000 (kalau tidak, berarti jumlahnya tidak terhitung), seribu yang melambangkan dunia yang sama sekali diliputi oleh yang ilahi-sebuah dunia yang ditebus!

Saturday, September 6, 2014

Apa saja yang menimbulkan keingintahuan dalam Injil?  

[J]:  Di dalam Alkitab Apa saja yang menimbulkan keingintahuan dalam Injil? dalam kitab, kata "Tuhan" ("Lord") ditemukan sebanyak 1.853 kali. 
Kata "Yehova" sebanyak  6.855 kali.
Kata "Yang Terhormat" (Reverend, Alk. Bhs. Inggris) dipakai hanya sekali dalam ayat ke 9 dari Mazmur III.
Ayat ke 8 dari Mazm 97* adalah ayat tengah dalam Alkitab.
Ayat ke 9 dari Ester pasal ke 8 adalah ayat yang terpanjang.
Ayat ke 35 dari Injil Yohanes pasal ke 11 adalah ayat yang terpendek.
Pada Mazmur 107 ada empat ayat yang serupa: Ke 8, 15, 21 dan 31.
Di  Ezr 7:21* (Bhs. Inggris) terdapat semua huruf dari abjad kecuali huruf J.
Setiap ayat dalam  Mazm 136 berakhir dengan kata yang sama.
Tidak ada nama atau kata yang lebih dari enam suku kata yang terdapat dalam Alkitab.
Pasal 37 dari Yesaya dan pasal ke 19 dari II Raja-raja serupa.
Kata "anak perempuan atau gadis" hanya muncul dua kali dalam Alkitab bahasa Inggris, yaitu dalam ayat ke 3 dari pasal ke 3 Kitab Yoel dan  Za 8:5*.
Di kedua kitab di Alkitab (Bhs. Inggris) terdapat 3.538, 483 huruf, 773.693 kata, 31.373 ayat, 1.189 pasal dan 66 kitab.
Pasal ke 26 dari Kisah Para Rasul adalah pasal yang terbaik untuk dibaca.
Pasal yang paling indah adalah Mazmur ke 23.
Keempat janji yang paling membangkitkan semangat adalah  Yoh 14:2-6;  Mat 11:28;  Mazm 37:4.
Ayat pertama dari Yesaya pasal 51 ditujukan kepada jiwa yang baru bertobat.
Semua orang yang menyombongkan dirinya dengan membual harus membaca Matius pasal 6.
Seluruh umat manusia harus mempelajari pasal 6 Injil Lukas mulai dari ayat ke-20 sampai selesai.

Kapan Kitab-kitab Injil ditulis?

[J]:  Keaslian keempat Injil bertumpu pada kekuasaan yang lebih baik ketimbang tulisan-tulisan kuno lainnya. Ini adalah kesimpulan umum dari sebagian besar sarjana yang paling ulung bahwa keempat Injil ditulis selama paruhan terakhir dari abad pertama. Sebelum akhir abad kedua keempat Injil sudah dipakai dan diterima secara umum sebagai satu koleksi. Keempatnya disebutkan oleh Tertullianus, dalam sebuah buku yang ditulis sekitar tahun 208 TM, sebagai karya dari dua rasul dan dua murid rasul. Marcion juga menyebutkan asal kerasulan mereka. Origenes (yang hidup pada tahun 185-253) merujuknya sebagai "empat unsur dari iman gereja". Teofilus, Uskup Antiokhia (168), juga menyebutKitab-kitab Injil dalam penulisannya, dan Hieronimus memberitahukan kepada kita bahwa Teofilus mengatur keempatnya menjadi satu karya. Tatianus (yang meninggal tahun 170) menyusun sebuah Harmony of the Gospels (Keselarasan Injil). Justinus Martyr (99-165) memberikan banyak kutipan dari Kitab-kitab Injil. Banyak saksi lainnya dapat dikutip dengan tujuan yang sama. Tidak satupun dari naskah asli yang masih ada sampai sekarang.(Autograf : tulisan yang langsung, pertama kali diterima oleh penulis dari Ilham Roh Kudus)


Apakah Kitab-kitab Injil ditulis oleh orang-orang yang namanya dipakai untuk Injil itu?

[J]:  Anggapan yang didasarkan pada bukti internal menyetujui teori itu. Belum ada pertanyaan yang serius mengenai kepengarangan Matius. Markus dianggap memperoleh pengetahuannya tentang peristiwa-peristiwa yang dicatatnya dari Petrus. Pengetahuan kita akan karakter Petrus membawa kita percaya bahwa bila dia berusaha menulis sebuah Injil, itu pasti akan menjadi Injil seperti Injil Markus. Pernyataan seperti itu juga terdapat dalam  Mr 14:72, "Maka teringatlah Petrus  …  Lalu menangislah ia tersedu-sedu," secara tidak langsung menyatakan pengenalan yang dekat dengan Dia seperti yang akan ditulis oleh Petrus sendiri, atau melalui pergaulan yang dekat pada Injil Lukas menunjukkan bahwa banyak Injil sudah ada pada saat Lukas menulis, dan karena dia mengetahuinya, dia bisa saja memanfaatkan kesempatan untuk memakai materi yang ada. Ucapannya tentang penulisan kata "supaya" menggambarkan kumpulan buku-buku. Kepengarangan Injil keempat diperdebatkan dengan hebat, utamanya karena beberapa kritikus menyatakan bahwa penulis Kitab Wahyu tidak mampu menulis bahasa Yunani yang luwes dan halus dari Injil. Sebagian besar komentator dewasa ini, bagaimanapun juga mendukung keyakinan bahwa Yohanes-lah yang menulis Injil keempat itu.

Sudahkah sejarah Alkitab dibenarkan?

[J]:  Ya, pada tingkat yang paling terkemuka melalui penelitian-penelitian di negeri-negeri yang disebut di Alkitab.Penggalian terhadap lembaran-lembaran Babel kuno menegaskan cerita alkitabiah tentang Air Bah. Penemuan prasasti-prasasti Asyur membuktikan identitas Sargon, salah seorang raja besar dari bangsa itu ( Yes 20:1-4); pengenalan akan situs Niniwe dan Menara Babel atau "Birs Nimrud". Banyak fakta yang berkaitan dengan raja-raja, bangsa-bangsa, kota-kota dan peristiwa-peristiwa diterangkan dalam catatan-catatan kuno pada batu bata, batu atau papirus (lalang air), yang menegaskan sejarah Alkitab.

Mengapa kita harus percaya Alkitab?

[J]:  Beberapa orang menjawab pertanyaan ini dengan mengutarakan alasannya yang terdapat di dalam kenyataan bahwa Alkitab adalah satu-satunya kitab yang diturunkan kepada kita sepanjang berabad-abad. Itu bukan jawaban yang terbaik. Beberapa tulisan kuno, seperti Vedas, misalnya, hampir setara kunonya dengan Alkitab. Dan banyak sekali lembaran dan monumen yang berisikan kata-kata yang masa penulisannya sama dengan Alkitab. Ada banyak argumen yang berkuasa bagi Alkitab, tetapi argumen yang paling besar adalah bahwa setiap orang yang benar-benar ingin menelaahnya akan mengetahui bahwa Alkitab betul-betul menyatakan kebenaran tentang jiwa manusia. Kalau orang membaca dalam ilmu hitung bahwa dua tambah dua sama dengan empat, mereka tidak akan berhenti dan bertanya-tanya kepada dirinya mengapa ia harus percaya pada ilmu hitung. Secara naluri ia tahu bahwa ilmu hitung memberi tahu yang benar. Jadi sewaktu orang yang jujur mempelajari Alkitab, mereka menemukannya penuh dengan kebenaran tentang diri mereka sendiri. Alkitab memberitahu bahwa mereka adalah orang berdosa, dan mereka tahu kalau itu benar. Alkitab memberitahu merekatentang Allah, dan mereka menemukan di dalam hati sebuah keyakinan kalau Allah itu memang ada. Alkitab menawarkan pengampunan, dan manusia tahu bahwa diamembutuhkan pengampunan. Langkah demi langkah, dan titik demi titik, Alkitab memperlihatkan keadaan manusia dan apa yang dibutuhkannya serta menunjukkanjalan untuk menemukan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Orang-orang menjumpai di dalam Alkitab pertolongan untuk menanggung pencobaan, kuasa untukmenahan godaan, jaminan kekekalan dan persahabatan dengan Allah. Seseorang yang tidak pernah melihat Alkitab sebelumnya, sewaktu membaca tentang Allah di dalamnya, akan merasa bahwa dia selalu telah membutuhkan dan merindukan Allah, tetapi tidak tahu caranya menemukan Dia sampai akhirnya Alkitab menunjukkannya. Lebih khusus lagi, Alkitab memberitahunya bagaimana menemukan Allah di dalam Kristus. Itulah misi tertinggi dari Alkitab-membawa manusia kepada Kristus. Tetapi, sekali lagi, dengan memandang Alkitab sebagai kesusastraan, kita menemukan bahwa Alkitab bersatu dan isinya berkaitan satu sama lain, dan mengandung bukti di dalam dirinya sendiri kalau ia benar. Diawali dengan tulisan Paulus. Paulus adalah seorang laki-laki yang berkepala dingin, berpendidikan tinggi dan praktis yang meninggalkan beberapa surat kepada beberapa orang sahabat dalam kesusastraan dunia. Surat-surat ini memberitahukan tentang pengetahuan pribadi Paulus tentang Kristus, persahabatan pribadinya dengan Dia, usahanya secara pribadi untuk memajukan karya Kristus yang sebelumnya dimusuhinya sampai akhirnya Kristus menampakkan diri kepadanya dan membetulkan kehidupannya. Beberapa saat kemudian Paulus menceritakan pertemuannya dengan orang-orang yang telah mengenal Kristus secara langsung-Petrus, Yakobus, Yohanes dan lain-lain. Kami mengetahui bahwa orang-orang ini juga menulis tentang Yesus. Yohanes menulis tiga surat dan sebuah kisah tentang hidup-Nya; Petrus menulis dua surat, dan rupanya dia sedang memberi cukup banyak informasi kepada keponakan laki-lakinya, Markus, yang menulis versi lain dari kehidupan Yesus. Lukas, sahabat Paulus yang lainnya, dan barangkali juga sahabat dekat Yesus, yang menulis versi lain tentang kehidupan-Nya dan menulis sejarah tentang apa yang rasul-rasul-Nya perbuat dengan kuasa-Nya setelah Dia dibangkitkan dari kematian, dan kembali ke surga. Mereka semua adalah orang baik, jujur, dan cerdas. Kita bisa percaya akan apa yang mereka tulis tentang Kristus dan keselamatan-Nya, sebagaimana kita percaya pada tulisan Kaisar tentang Perang Gallic. Selanjutnya, kita tahu bahwa Kristus berasal dari sebuah bangsa yang sejarahnya tercatat di dalam kitab-kitab di Alkitab dan yang nabi-nabinya memberikan pesan-pesan dari Allah. Petrus menghubungkan pesan-pesan para nabi itu dengan pesan-pesannya sendiridan rasul-rasul lainnya dalam #/TB 2Pet 3:2*: "Supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu". Alkitab menjaga kesatuan oknum Kristus sebagai pembuktian kebenaran yang menyatakan Dia kepada dunia.


Apakah Alkitab mengajarkan ilmu pengetahuan?


[J]:  Alkitab bukanlah sebuah buku pelajaran ilmu pengetahuan, juga tidak ditulis dengan maksud mengajarkan ilmu pengetahuan, melainkan mengajarkan agama. Ketidaksesuaian di antara cerita penciptaan sebagaimana yang ditulis dalam Alkitab dengan yang diberikan oleh para ilmuwan adalah sedemikian rupa, seperti yang dapat ditemukan dalam dua deskripsi dari sebuah pertempuran besar, apabila salah satunya ditulis oleh seorang pendeta yang sama sekali tidak tahu taktik militer, dan satunya lagi oleh seorang pakar militer yang sama sekali tidak tahu tentang agama. Kenyataan yang penting bagi kita, ketimbang semua penemuan ilmu pengetahuan-ialah bahwa Allah yang menciptakan alam semesta. Untuk pengetahuan ini kita tidak berhutang budi pada ilmu pengetahuan, yang belum bisa mencapainya, tetapi kita sudah mendapatkannya dari Alkitab. Orang yang ingin mengetahui penemuan-penemuan ilmu pengetahuan terbaru seperti geologi dan astronomi, harus mempelajari buku-buku ilmu pengetahuan terbaru; tetapi kalau isi ingin mengetahui jalan menuju Allah dan kebahagiaan kekal, dia harus pergi kepada Alkitab. Masing-masing memiliki ruang lingkupnya sendiri.


Bisakah kita dapatkan beberapa referensi atau rujukan berkenaan dengan Kristus dalam tulisan para penulis sekular yang sezaman?  


[J]:  Ada beberapa referensi berkenaan dengan Kristus dalam kaitannya dengan orang-orang Kristen, dalam karya beberapa ahli sejarah. Tacitus, yang adalah hakim agung Romawi kuno di bawah Domitianus pada tahun 88 TM, hanya lima puluh delapan tahun setelah Penyaliban, merujuk kepada Kristus (XV Tawarikh: 44). Plinius yang lebih Muda, adalah pembela rakyat di Siria pada saat yang hampir bersamaan, juga merujuk kepada Dia (Surat Kiriman X:97). Ada juga beberapa rujukan di Lucianus, yang hidup di sekitar pertengahan abad kedua. Dia menyatakan secara sangat jelas kenyataan dari penyaliban Kristus. Suetonius dan Eusebius juga merujuk kepada Kristus. Selain bukti-bukti ini, terjadi penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di bawah Nero, yang dicatat oleh semua ahli sejarah. Nero wafat pada tahun 68 TM, hanya tiga puluh delapan tahun setelah Penyaliban. Oleh karenanya jelas sekali kalau ada banyak orang Kristen sebelum masa itu. Bagaimana sekte ini bisa hidup tanpa adanya seorang pendiri? Apabila Anda melihat pohon ek tumbuh di tempat yang lima puluh tahun sebelumnya tidak ada, Anda akan menduga seseorang telah menanam biji pohon ek di sana, dan jika ada empat orang yang memberitahukan bagaimana, kapan dan oleh siapa pohon itu ditanam, maka Anda bagaimanapun akan mempercayai mereka. Jadi, ada alasan yang tepat untuk mempercayai cerita-cerita Injil, sewaktu Anda membaca sejarah sekular tentang keberadaan Jemaat Kristen lima puluh tahun setelah Penyaliban. Kisah-kisah mereka adalah penjelasan yang dapat dipercaya tentang sebuah kenyataan yang ditetapkan dengan baik.


Apa bukti-bukti keaslian Alkitab


[J]:  "Bisakah kita dapat membuktikan keaslian Alkitab dengan bukti-bukti dari luar?" adalah sebuah pertanyaan yang acapkali dilontarkan. Keaslian Alkitab dibuktikan dengan catatan-catatan tua pada monumen-monumen, dengan lembaran-lembaran yang baru-baru ini dapat diartikan, dan dengan penemuan-penemuan di negeri-negeriyang disebut di Alkitab. Artinya jika dengan kata keaslian yang Anda maksudkan adalah segi kebenaran historisnya. Kalau dari segi ilham, bukti terbaiknya adalah pengaruh-pengaruhnya. Orang yang mengasihi Alkitab dan berusaha menjalankan hidupnya seturut dengan peraturannya adalah orang yang menjadi lebih baik karena usahanya itu. Bangsa yang membaca Alkitab mengalami kemajuan dalam garis peradaban yang terbaik, memelihara orang-orang papa dan menderita, dan menjadi lebih baik dalam segala hal. Bukti lainnya dari Alkitab yang terilhami adalah wahyu yang diberikan kepada manusia tentang dirinya sendiri, seolah-olah dia sedang memegang sebuah cermin dan dapat memandang dirinya dalam cermin itu untuk mengetahui apakah dia mengenali dirinya sendiri atau tidak. Bukti lainnya adalah ketahanan Alkitab. Tidak ada buku yang pernah diserang dengan begitu hebat, tidak ada buku yang lebih banyak disalahgunakan, namun buku ini hidup lebih lama daripada serangan para musuh dan kesalahan parasahabat, bahkan dewasa ini dibaca secara lebih luas daripada sebelumnya. Ini hanyalah beberapa alasan untuk membuat kita percaya bahwa Alkitab datangnya dari Allah.

Apa arti kupasan atau analisis yang Iebih tinggi?



[J]:  Studi yang normal atau kupasan diarahkan untuk mengetahui arti bagian-bagian itu, terjemahan yang tepat serta artinya, yang berhubungan dengan doktrin-doktrin. Para peneliti yang lebih tinggi (sastra sejarah) melampaui dandibalik semua itu, menerapkan pada kitab-kitab dalam Alkitab ujian-ujian dan metode-metode pemeriksaan yang sama seperti yang diterapkan pada buku-buku kuno lainnya. Mereka berusaha menemukan siapa sebenarnya sang pengarang dari buku-buku itu dan kapan mereka menulisnya dan apakah telah diadakan perubahan di dalam sejak buku-buku itu ditulis. Mereka berusaha memecahkan pertanyaan yang terakhir dengan cara memeriksa teks itu secara lebih teliti. Sewaktu mereka menemukan, misalnya, ungkapan seperti "Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel" (#/TB Hak 17:6*), mereka menyimpulkan bahwa kalimat itu telah disisipkan oleh orang yang mengedit buku itu sebagai penjelasan setelah ahli sejarah pada zaman itu telah menyelesaikannya. Atau sebagai contoh tentang hal yang berbeda: Ada sebuah pernyataan dalam #/TB Mazm 51:16* bahwa Allah tidak menghendaki kurban sembelihan, sementara pada ayat yang kedua puluh satu dikatakan bahwa Dia berkenan kepada kurban. Penjelasan yang diberikan oleh para peneliti lebih tinggi adalah barangkali ayat ini ditambahkan beberapa waktu kemudian, oleh seorang imam yang tidak menghendaki orang-orang berhenti mempersembahkan kurban. Para sarjana terbaik pada masa kini percaya bahwa banyak kesimpulan yang dibuat oleh parapeneliti sastra sejarah itu keliru, dan yang lainnya merupakan tebakan yang buktinya tidak cukup.

sumber :http//:www.sabda.net


1001 jawaban dari pertanyaan yang sulit dalam Alkitab

Bahan ini diambil dari sandison, Sabda.net

[Tanya]: 1. Siapa yang menulis berbagai macam kitab dalam Alkitab Indonesia?
[Jawab]:  Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan-Musa (pendapat para sarjana berbeda di sini, tetapi sejauh ini belum dikemukakan argumentasi-argumentasi yang meyakinkan untuk menyanggah kepengarangan Musa terhadap sebagian besar dari kitab-kitab ini); Yosua-Yosua (juga dianggap berasal dari Pinehas, Eleazar, Samuel dan Yeremia); Hakim-hakim-oleh tradisi bangsa Yahudi dianggapberasal dari Samuel; Rut-tidak diketahui; I dan II Samuel tidak diketahui (barangkali karya Samuel, Natan, dan lain-lain); I dan II Raja-raja-tidak diketahui; I dan II Tawarikh-barangkali Ezra; Ezra-barangkali Ezra; Nehemia-Nehemia; Ester-barangkali Mordekhai, atau Ezra; Ayub-tidak pasti (telahdianggap sebagai karya Musa, atau Ayub); Mazmur-Daud, Musa, dan lain-lain; Amsal-Salomo dan lain-lain; Pengkhotbah semula dianggap berasal dari Salomo, dan sekarang banyak berpikir buku ini adalah karya dari periode setelahnya; Kidung Agung-Salomo; Yesaya-Yesaya; Yeremia-Yeremia; Ratapan-Yeremia; kitab-kitab Perjanjian Lama sisanya ditulis oleh nabi-nabi yang namanya digunakanbuku tersebut, dengan pengecualian yang tidak pasti dari Kitab Yunus; Matius-Matius; Markus-Markus; Lukas-Lukas; Yohanes-Yohanes; Kisah Para Rasul-Lukas; Roma sampai Filemon-Paulus; Ibrani-tidak diketahui (telah dianggap berasal dari Paulus, Lukas, Apolos, Barnabas); Yakobus-Yakobus; I dan II Petrus-Petrus; I, II dan III Yohanes-Yohanes; Wahyu-Yohanes.

[T]: 2. Apa artinya ilham Alkitab?

[J]:  Pertanyaan yang masih kerap diajukan adalah, "Bagaimana saya tahu kalau Alkitab itu diilhamkan?" Bahkan sampai dewasa ini, saat orang Kristen yang jumlahawalnya telah berlipat ganda dari sedikit orang menjadi empat ratus tujuh puluh juta, atau sepenuhnya seperempat dari seluruh jumlah penduduk di bumi, ada juga orang-orang yang meragukan ilham Alkitab. Pada saat-saat yang berbeda, selama dua puluh abad yang akhir ini, orang telah melakukan serangan tiba-tiba melawan Kitab Suci, yang oleh Gladstone disebut "Batu Karang Kitab Suci yang tak tergoyahkan," namun tidak ada faedahnya. Kitab itu dengan teguh lebih mempengaruhi hati manusia daripada di masa-masa sebelumnya. Bapak Moody, evangelis Amerika terhebat, pernah ditanyai apakah dia menganggap kalau Alkitab itu diilhamkan, jawabannya singkat dan padat: "Saya yakin Alkitab telah diilhamkan," "karena Alkitab mengilhami saya!" Tak terhitung banyaknya orang yang akan mengulangi jawaban ini dan yang hidupnya telah diubahkan oleh ilham yang sama. Tidak sebatas para sarjana religius yang hebat, tetapi para sarjana kesusastraan sekular juga menilai Alkitab tidak dapat didekati karena standar pengungkapannya yang tinggi, perumpamaannya yang bagus sekali, retoriknya yang sangat baik, wibawanya yang menawan hati manusia, keuniversalan penggunaannya dan pengaruhnya yang dialami jiwa manusia. Di dalamnya terkandung bukti ilham itu sendiri, dan di manapun Alkitab itu dipahami, dibaca dan ajarannya diikuti, pengaruhnya menggembirakan pikiran dan memberi ilham. Teori tentang ilham ini tidak mencegah perantaraan manusia, melainkan sebaliknya lebih menyatakannya "Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah" ( 2Pet 1:21*).

semua tanya jawab Alkitab ini di ambil dari Sandison. http//:www.sabda.net