[J]: Satu-satunya informasi adalah kisah Alkitab
tentangnya dan di dalamnya tidak diberitahukan supaya tidak memahaminya secara
harfiah. Ahli-ahli teologi yang cenderung menilai kisah ini sebagai sebuah
perumpamaan atau kiasan biasanya melakukannya demikian karena adanya pemikiran
bahwa memakan buah yang "enak dimakan," dan "sedap
dilihat," terlebih lagi ada dalam jangkauan, merupakan sebuah pelanggaran
yang dapat diampuni dan tidak sepantasnya dikenakan hukuman yang sangat berat
danbegitu luas. Keberatan itu, bagaimanapun juga, tidak mempunyai alasan yang
baik, karena mengabaikan maksud utamanya yang tercakup. Kegawatan dari
pelanggaran ini terdapat, bukan dalam tindakannya, tetapi dalam kenyataan bahwa
Adam dan Hawa melakukannya dalam keadaan sadar dan memang bermaksud melanggar
perintah Allah yang jelasdan tegas. Mereka pun dihukum atas ketidaktaatan.
Meskipun kita berpendapat kalau kejadian ini bentuknya berbeda dari memakan
buah secara aktual dan harfiah, prinsipnya tetap sama. Tidak ada alasan yang
dibenarkan untuk menolak cerita Alkitab atau mengartikannya secara berbeda
daripada yang sudah dinyatakan.
No comments:
Post a Comment