Tuesday, May 12, 2020

PELAJARAN BERHARGA DARI KEHIDUPAN HANA

Ayat Pokok:

“Lalu berdoalah Hana, katanya: "Hatiku bersukaria karena

TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu. Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.”


Pendahuluan 

Siapakah Hana?

Istri pertama Elkana

       tidak memiliki anak atau mandul

       Merasa tertekan oleh karena kemandulannya, baik oleh istri muda suaminya ( Penina), ataupun oleh masyarakat atau budaya pada zamannya.

       Berusaha dengan doa dan penyerahan kepada Tuhan untuk menjadi seorang yang memiliki hidup yang berarti dan punya tujuan dengan cara meminta seorang anak kepada Tuhan.

Pelajaran berharga dari kehidupan Hana

Ada beberapa pelajaran berharga dari kehidupan Hana.

a.  Pantang menyerah, meski orang lain sudah menyerah ( 1 Samuel 1:1-3)

     Hana  :   

Hidup pada jaman kerohanian yang sedang suramMasa-masa itu Israel mulai meninggalkan Tuhan .      
Namun Hana tetap tidak menyerah.

 

b.  Selalu mengngat Allah, dikala ada masalah maupun tidak ada masalah  

    ( 1 Samuel 1:12-15, 1 Samuel 2:1-10)

     Apakah yang dilakukan  Hana menghadapi masalah besar dalam hidupnya? ( 1 Sam 1:9-16)

-    Hana datang dan berdoa kepada Tuhan

-    Dia "mencurahkan isi hatinya" kepada Tuhan

-    Berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan

-    Dia mengungkapkan rasa sakitnya yang terdalam  

-    Sangat berkonsentras dalam berdoa, sehingga ia tidak sadar  dengan keadaan sekelilingnya.

-    Pada saat berdoa, ia bernazar kepada Tuhan.

   Bagaimana sikap Hana setelah berdoa kepada Tuhan? ( 1 Samuel 1:18)

       Mukanya tidak muram lagi.  Aplikasi dalam kehidupan kita     

Meskipun kadang kala doa kita tidak langsung dijawab Allah p ada saat kita berdoa. Sebagai seorang yang beriman Sebaiknya kita menunjukkan “suka cita” dan “bahagia” bila kita sudah menyerahkan segala masalah kita  kepada Allah melalui doa kita. 

DOA  MEMBUAT KITA BERUBAH  

Apa hasil doa Hana ( 1 Sam 1:20)

       Tuhan membuat Hana mengandung dan melahirkan seorang putra yang diberi nama: SAMUEL

Apa yang Hana lakukan setelah doanya dijawab Tuhan? Hana menaikkan doa dan ucapan syukur kepada Tuhan. Jadi  Hana tidak berdoa, saat ada masalah saja, ketika tidak ada masalahpun, Hana tetap rajin berdoa

c.  Hana, bukan hanya berani meminta, tetapi juga berani

memberi  yang terbaik ( 1 Sam 1;21-28)

Sebagaimana nazar Hana kepada Tuhan, maka setelah Samuel “disapih,” Hana menyerahkan Samuel kepada Tuhan.

Apakah pelajaran berharga dari kehidupan Hana, melalui tindakannya menyerahkan  Samuel kepada Tuhan untuk dididik  oleh imam Eli?

Kisah dan kehidupan Hana mengajarkan kepada kita,  agar kita menjadi seorang yang berani meminta, tetapi juga berani memberikan yang terbaik.

      Kita harus memberikan hal yang paling berharga yang kita milik kepada Tuhan sebagaimana Hana memberikan Samuel,   anaknya  yang paling berharga kepada Tuhan

      belajar bahwa harta yang terbesar benarbenar aman ketika diberikan kepada Tuhan.  Segala sesua tu yang kita simpan di dunia ini dalam sekejap saja bisa h ilang, tetapi bila kita menyimpannya pada Allah itu akan a man dan bahkan akan bertambah tambah

Berkat apa yang diterima Hana, setelah ia menyerahkan anaknya( Samuel )kepada Tuhan? ( 1 Samuel 1:21)

- Hana mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi.

Aplikasi:

Allah akan mencurahkan lebih banyak berkat, kalau kita menjadi penatalayanan yang setia seperti Hana.

Penutup

Mari kita meneladani kehidupan Hana yang tidak mudah menyerah, meski orang lain sudah menyerah, selalu mengingat Allah dikala ada masalah maupun tidak ada masalah dan tidak hanya meminta, tetapi berani memberikan yang terbaik.

Saturday, May 9, 2020

Masuk Surga - Bagaimana saya dapat yakin ke mana tujuan kekal saya?

Dia mengundang Anda beriman pada-Nya

Hadapilah. Hari kita melangkah ke dalam kekekalan dapat datang lebih cepat dari yang kita kira. Dalam persiapan untuk saat itu, kita perlu mengetahui kebenaran ini

tidak semua orang masuk Surga. Lalu bagaimana kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa kita akan masuk Surga? Sekitar 2.000 tahun yang lalu, rasul Petrus dan Yohanes memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang banyak di Yerusalem. Petrus membuat sebuah pernyataan mendalam yang bergema di dunia postmodern kita: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12).

Dari dulu hingga sekarang, Kisah Para Rasul 4:12 dipandang salah secara politis. Zaman ini sangat populer untuk mengatakan, "Semua orang pergi ke Surga" atau "Semua jalan menuju ke Surga." Banyak orang yang berpikir bahwa mereka dapat memiliki Surga tanpa memiliki Yesus. Mereka menginginkan kemuliaan, tetapi mereka tidak mau diganggu oleh salib, apalagi oleh Dia yang telah mati di salib itu. Banyak yang tidak mau menerima Yesus sebagai satu-satunya cara untuk pergi ke Surga dan bertekad untuk menemukan jalan lain. Tetapi Yesus memperingatkan kita bahwa tidak ada jalan lain dan bahwa konsekuensi untuk menolak kebenaran ini adalah kekekalan di neraka. Dia mengatakan kepada kita bahwa "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yohanes 3:36). Iman kepada Kristus adalah kunci untuk masuk Surga.

Beberapa orang akan berpendapat bahwa Allah sangat berpikiran sempit jika hanya menyediakan satu jalan ke Surga. Tetapi, terus terang, mengingat pemberontakan umat manusia melawan Allah, justru Allah berpikiran sangat luas karena Dia masih memberi kita jalan ke Surga. Kita seharusnya hanya layak menerima hukuman, namun Allah memberi kita jalan untuk melepaskan diri dari hukuman itu dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk mati bagi dosa-dosa kita. Apakah seseorang melihat ini sebagai cara berpikir Allah yang sempit atau luas, bagaimanapun ini tetap adalah kebenaran. Kabar baiknya adalah bahwa Yesus telah mati dan bangkit kembali; mereka yang akan masuk Surga telah menerima Injil ini dengan iman.

Banyak orang di zaman ini memegang teguh injil yang menghapus kebutuhan untuk pertobatan. Mereka ingin percaya pada Allah yang "mengasihi" (tapi tidak menghakimi) yang tidak pernah menyebutkan dosa dan tidak memerlukan/menuntut perubahan dalam gaya hidup mereka. Mereka mungkin mengatakan hal-hal seperti, "Allahku tidak akan pernah mengirim seseorang ke neraka." Tetapi Yesus lebih banyak berbicara tentang neraka daripada berbicara tentang Surga, dan Dia mempersembahkan diri-Nya sebagai Juruselamat yang menawarkan satu-satunya cara untuk pergi ke Surga: Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."(Yohanes 14:6).

Siapa yang akan benar-benar masuk Kerajaan Allah? Bagaimana saya dapat menjamin bahwa saya akan masuk Surga? Alkitab membuat perbedaan yang jelas antara mereka yang memiliki hidup yang kekal dan mereka yang tidak: "Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup."(1 Yohanes 5:12). Semuanya kembali kepada iman. Mereka yang percaya kepada Kristus dijadikan anak-anak Allah (Yohanes 1:12). Mereka yang menerima pengorbanan Yesus sebagai pembayaran atas dosa-dosa mereka dan yang percaya akan kebangkitan-Nya akan masuk Surga. Mereka yang menolak Kristus tidak akan masuk Surga. "Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah." (Yohanes 3:18).

Sebagaimana dahsyatnya Surga bagi mereka yang menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka, neraka akan menjadi lebih dahsyat mengerikannya bagi orang-orang yang menolak Kristus. Seseorang jelas tidak membaca Alkitab dengan sungguh-sungguh jika tidak melihat lagi dan lagi – bahwa faktanya garis pembatas telah ditetapkan. Alkitab mengatakan bahwa hanya ada satu jalan ke Surga – yaitu: Yesus Kristus. Ikutilah perintah Yesus ini: "Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."(Matius 7: 13-14). Iman kepada Yesus adalah satu-satunya cara untuk pergi ke Surga. Mereka yang memiliki iman dalam Yesus dijamin bisa masuk di Surga.

Maukah Anda percaya kepada Yesus? Sudahkah Anda membuat keputusan untuk menerima Kristus karena apa yang telah Anda baca di sini?

Sumber : https://pesankasihdarisurga.blogspot.com/2018/10/masuk-surga-bagaimana-saya-dapat-yakin.html#more

 

 

Monday, May 4, 2020

10 ALASAN UNTUK MEMPERCAYAI KEBERADAAN ALLAH

1. IMAN YANG TAK TERHINDARKAN

Setiap orang mempercayai sesuatu. Tidak seorangpun yang dapat menanggung tekanan dan masalah hidup tanpa beriman kepada sesuatu yang tak sepenuhnya dapat dibuktikan. Orang atheis tidak dapat membuktikan bahwa Allah tidak ada. Orang pantheis tidak dapat membuktikan bahwa segala sesuatu adalah Allah. Kaum pragmatis tidak dapat membuktikan asumsi mereka bahwa sesuatu dianggap penting karena bermanfaat bagi mereka. Orang agnotispun tidak dapat membuktikan bahwa Allah tidak mungkin diketahui. Iman tidak dapat dihindari, sekalipun jika kita memilih untuk hanya percaya pada diri kita sendiri. Sesungguhnya apa yang kita putuskan adalah mengenai bukti yang kita anggap paling cocok, bagaimana kita menafsirkan bukti tersebut, dan siapa atau apa yang kita ingin percayai. ( Luk 16:16)

2. KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN

Metode ilmu pengetahuan terbatas oleh suatu proses yang terukur dan dapat diulang, sehingga ia tidak dapat berbicara tentang asal usul kehidupan, makna dan moralitas. Untuk menjawab hal-hal itu, ilmu pengetahuan bergantung pada nilai dan keyakinan pribadi dari mereka yang menggunakan ilmu tersebut, dan karena itu pula, ia sangat berpotensi baik untuk kebaikan maupun kejahatan. Ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk membuat vaksin atau racun, membuat tenaga nuklir untuk tanaman atau persenjataan, untuk melestarikan lingkungan hidup atau mencemarinya, bahkan untuk memuliakan Allah maupun melawan Allah. Ilmu pengetahuan itu sendiri tidak mampu memberikan bimbingan moral atau nilai-nilai untuk mengatur hidup kita. Apa yang dapat dilakukannya adalah memperlihatkan kepada kita bagaimana cara kerja hukum alam, tetapi tidak dapat menjelaskan apa-apa tentang asal-usulnya.

3. MASALAH-MASALAH EVOLUSI

Banyak orang berasumsi bahwa teori evolusi tentang kehidupan membuat Allah tidak dibutuhkan. Pandangan demikian mengabaikan beberapa hal. Jika kita berasumsi suatu saat nanti ilmuwan menemukan cukup banyak "rantai yang hilang" untuk mengkonfirmasi bahwa kehidupan muncul dan berkembang secara bertahap dalam rentang waktu yang panjang, hukum-hukum probabilitas tetap memperlihatkan bahwa kita membutuhkan Sang Pencipta. Karena itu pula banyak ilmuwan yang percaya kepada teori evolusi juga percaya bahwa alam semesta yang sedemikian besar dan kompleks ini tidak "terjadi begitu saja." Mereka mau tidak mau harus mengakui kemungkinan, atau bahkan kepastian, adanya Perancang berintelijensi tinggi yang menyediakan segala unsur untuk hidup dan yang menetapkan hukum-hukum agar semua unsur itu dapat berkembang.

4. KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN HATI

Umat manusia pada dasarnya adalah makhluk religius. Pada saat mengalami kejutan atau kesusahan mendadak, ketika berdoa atau mengumpat, seseorang biasanya merujuk pada hal-hal yang ilahi. Mereka yang menganggap gejala ini sebagai kebiasaan buruk atau penyimpangan sosial malah diperhadapkan pada banyak pertanyaan yang tak terjawab. Menyangkal keberadaan Allah tidaklah dapat menghilangkan misteri kehidupan. Walau kita mencoba mengeluarkan Allah dari kehidupan sehari-hari, kita tidak akan dapat menghalau kerinduan kita kepada kehidupan yang lebih baik dari kehidupan saat ini ( Pengk 3:11). Ada sesuatu tentang kebenaran, keindahan, dan cinta yang membuat hati kita nyeri. Bahkan dalam kemarahan kita kepada Allah yang mengijinkan ketidak-adilan dan sakit-penyakit, kita sesungguhnya sedang menggunakan suatu kesadaran moral untuk berargumentasi bahwa kehidupan saat ini tidak berjalan sebagaimana seharusnya. ( Rom 2:14-15) Sekalipun tanpa sengaja, kita sesungguhnya sedang mencari sesuatu yang lebih baik, bukannya yang lebih buruk, dari diri kita sendiri.

5. LATAR BELAKANG KITAB KEJADIAN

Dengan membaca sekilas, kata-kata pembukaan Alkitab tampaknya berasumsi bahwa Allah itu ada. Bagaimanapun kitab Kejadian ditulis pada waktu tertentu dalam sejarah. Musa menulis kalimat, "Pada mulanya Allah," sesudah bangsa Israel keluar dari Mesir. Dia menulis hal itu sesudah terjadinya pelbagai peristiwa mujizat yang disaksikan oleh jutaan orang Israel dan Mesir. Dari kitab Keluaran sampai kedatangan Mesias, Allah yang diceritakan Alkitab membuktikan diri-Nya ada melalui peristiwa-peristwa yang dapat disaksikan di dalam waktu dan tempat yang nyata. Siapapun yang meragukan klaim-klaim tersebut dapat mengunjungi tempat-tempat dan orang-orang yang nyata untuk membuktikannya bagi diri mereka sendiri.

6. BANGSA ISRAEL

Israel sering digunakan sebagai argumentasi untuk melawan Allah. Banyak orang sulit percaya pada Allah yang bersikap memihak pada satu "umat pilihan." Ada lagi yang lebih sulit percaya pada Allah yang tidak melindungi "bangsa pilihan-Nya" dari kamar-kamar gas Nazi di Auschwitz dan Dachau. Tetapi sesungguhnya semenjak Perjanjian Lama, masa depan Israel telah dinubuatkan. Seperti nabi-nabi lain, Musa menubuatkan bukan saja bahwa Israel akan memiliki tanah perjanjian, tetapi bahwa mereka akan mengalami penderitaan yang tak terkira, tersebar ke seluruh pelosok bumi, pertobatan mereka kepada Allah, dan pemulihan mereka pada akhir jaman. ( Ula 28:1-34:12; Yes 2:1-5; Yeh 37:1-38:23)

7. KLAIM-KLAIM TENTANG KRISTUS

Banyak orang yang mulanya ragu pada keberadaan Allah telah kembali meyakinkan diri mereka dengan pemikiran, "Jika Allah ingin kita percaya kepada-Nya, Dia pasti akan menyatakan diri-Nya kepada kita." Menurut Alkitab, itulah yang Allah lakukan. Pada abad ke-7 SM, nabi Yesaya bernubuat bahwa Allah akan memberi umat-Nya suatu tanda. Seorang perawan akan melahirkan seorang Anak laki-laki yang akan disebut "Allah beserta kita." ( Yes 7:14; Mat 1:23) Bahwa Anak ini juga akan disebut "Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." ( Yes 9:5) Dan bahwa Dia akan mati untuk dosa-dosa umat-Nya dan kemudian Dia akan melihat hidup-Nya dihormati dan dipermuliakan ( Yes 53). Menurut Perjanjian Baru, Yesus mengklaim diri-Nya sebagai Mesias. Di bawah pemerintahan Gubernur Romawi yang bernama Pontius Pilatus, Dia disalibkan dengan tuduhan bahwa Dia mengklaim diri-Nya sebagai Raja Israel dan bahwa Dia telah menyamakan Diri-Nya setara dengan Allah. ( Yoh 5:18)

 

8. BUKTI DARI MUKJIZAT-MUKJIZAT

Sejumlah laporan dari para pengikut Yesus yang mula-mula sepakat bahwa Yesus bukan hanya mengklaim diri sebagai Mesias yang sudah lama dinantikan. Para saksi ini mengatakan bahwa Dia dipercaya oleh mereka karena Dia menyembuhkan orang lumpuh, berjalan di atas air, kemudian secara sukarela mengalami kematian yang menyakitkan dan yang tidak patut Dia terima, dan akhirnya Dia bangkit dari kematian. ( 1Ko 15:1-8) Yang paling tidak terbantah adalah klaim mereka bahwa banyak saksi telah melihat dan berbicara dengan Kristus setelah kubur-Nya ditemukan kosong dan sebelum menyaksikan dengan mata kepala sendiri Dia naik ke surga. Para saksi ini tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari klaim-kaim yang mereka buat. Mereka tidak mengharapkan kekayaan harta-benda atau kekuasaan. Bahkan banyak dari mereka yang mati martir, tetapi sampai akhir hayat mereka tetap mengklaim bahwa Mesias yang dinantikan bangsa Israel telah hadir di tengah mereka, bahwa Dia telah menjadi korban penebusan dosa, dan bahwa Dia telah bangkit dari kematian untuk meyakinkan mereka bahwa Dia mampu membawa mereka kepada Allah.

9. DETIL-DETIL DARI ALAM SEMESTA

Ada orang yang percaya kepada Allah tetapi tidak menganggap keberadaan-Nya secara serius. Mereka beralasan bahwa Allah yang cukup besar untuk menciptakan alam semesta ini pasti terlalu besar untuk memperhatikan kita. Sebaliknya Yesus justru memperkuat apa yang alam ini hendak katakan melalui rancangan dan detil-detilnya. Yesus memperlihatkan bahwa Allah cukup besar untuk memperhatikan detil hidup kita yang paling kecil sekalipun. Dia berbicara mengenai Allah yang tahu bukan saja setiap tindakan kita, tetapi juga motivasi dan pikiran-pikiran dalam benak kita. Yesus mengajarkan bahwa Allah tahu jumlah rambut di kepala kita, keinginan-keinginan hati kita, dan bahkan keadaan seekor burung pipit yang terjatuh ke bumi. (Maz 139; Mat 6)

10. KENYATAAN DARI PENGALAMAN

Alkitab berkata bahwa Allah merancang hidup kita sedemikian rupa sehingga kita terdorong untuk mencari Dia (Kis 17:26). Bagi mereka yang sungguh-sungguh mencari Dia, Alkitab juga berkata bahwa Allah cukup dekat untuk ditemukan ( Kis 17:27). Menurut Rasul Paulus, Allah adalah Roh yang di dalam-Nya "kita hidup, kita bergerak, dan kita ada," ( Kis 17:28). Tetapi Alkitab juga sangat jelas mengajarkan bahwa kita harus menghampiri Allah sesuai dengan cara-cara Allah, bukan menurut kemauan kita sendiri. Dia berjanji untuk dapat ditemui, bukan oleh setiap orang, tetapi oleh mereka yang mengakui kebutuhan mereka dan yang bersedia sungguh-sungguh percaya kepada Allah dan bukan percaya kepada diri mereka sendiri.

ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda dapat mengakui keberadaan Allah tetapi ragu- ragu apakah Anda dapat menerima klaim Yesus bahwa Dia adalah "Allah yang menjadi manusia." Orang dari Nazaret ini berjanji menolong mereka yang ingin melakukan kehendak Allah. Dia berkata, "Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari Diriku sendiri." (Yoh 7:17)

Jika Anda percaya pada bukti tentang Allah yang menyatakan diri-Nya kepada kita melalui Anak-Nya, Anda perlu mengingat perkataan Alkitab bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita, dan bahwa siapapun yang percaya kepada-Nya akan menerima pengampunan dosa dan kehidupan kekal. Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah upah untuk usaha kita, tetapi suatu anugerah bagi mereka, yang melalui bukti-bukti yang tersedia, mau percaya kepada Dia. ( Yoh 5:24; Rom 4:5;  Efe 2:8-10)

Silakan menghubungi kami melalui e-mail ke indonesia@rbc.org untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai bahan ini.

© 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd.