“YESUS POKOK ANGGUR YANG BENAR”
Ps. Jenry Teuf
BAB I. PENDAHULUAN
Pasal ini memberikan pada orang percaya
dukungan yang besar dari kasih Allah dan janji keefektifan, namun ini juga
memiliki peringatan yang menakutkan! Tradisi-tradisi teologis sangat sukar
didiskusikan dalam bidang ini; ijinkan saya mengutip satu dari komentator
kesukaan saya, F. F. Bruce dalam bukunya Jawaban atas
Pertanyaan-pertanyaan: “Yohanes 15:4,6.
a. “Apa yang dimaksudkan dengan pernyataan
“kecuali jika engkau tinggal” dan “jika orang tidak tinggal” dalam Yoh 15:4,6?
b. Mungkinkah untuk tidak tinggal dalam Kristus?”
“Bagian seperti ini tidak sukar dimengerti
secara tersendiri; kesukarannya muncul ketika kita mencoba untuk membuatnya dan
ayat-ayat lain selaras dengan teologia kita, sebagai ganti menjadikannya
sebagai dasar bagi teologia kita. Di masa waktu Tuhan kita berbicara ada suatu
contoh yang mencolok dari seorang yang gagal untuk tinggal di dalam Dia --
Yudas Iskariot, yang baru saja meninggalkan mereka. Yudas dipilih sama seperti
ke sebelas rekannya yang lain (Luk 6:13; Yoh 6:70); persekutuan mereka dengan
Tuhan memberi mereka hak istimewa yang sama dengan yang dimilikiNya. Ayat
Alkitab yang secara lugas mengajarkan ketekunan akhir dari orang-orang suci
tidak boleh disalah gunakan sebagai suatu alasan untuk tidak menekankan ayat
lain yang sama-sama lugasnya yang berbicara mengenai bahaya dari kemurtadan.”
Yohanes
menggambarkan perjalanan hidup Yesus dari permulaan sampai penyaliban dan
kebangkitan. Seperti yang dilakukan oleh Injil-Injil Sinoptis, akan tetapi ada
sedikit perbedaan yang khas. Menurut Sinoptis Yesus pergi ke Yerusalem hanya
sekali, yaitu pada akhir pelayanannya, tetapi menurut Yohanes Ia pergi ke sana
dalam empat kali kesempatan (2: 13; 5:1; 7:10; 12:12). [1] Tidak
hanya itu, ada juga terlihat gaya bahasa yang tidak terdapat ucapan-ucapan
pendek dan tajam dari sosok Yesus dikenal Sinoptik dalam ungkapan-ungkapan
panjang.[2]
Jika
diperhatikan dari mukadimah sampai penutup, Tuhan Yesus disorot sebagai firman
yang menjadi manusia (logos), maupun Anak tunggal. Sorotan inilah pusat kemuliaan
dari Injil Yohanes. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa Injil Yohanes
bersifat paling teologis di antara keempat Injil, dan menyumbangkan hal-hal
penting bagi semua bidang utama dalam teologi Kristen, seperti: hakikat dan
sifat-sifat Allah; manusia yang jatuh dan di tebus; kepribadian Kristus; gereja
dan misi-misinya; dan kehidupan dalam dunia yang baru.[3]
Bab II. ISI
TAFSIRAN KATA/FRASA
Teks ITB
John 15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah
pengusahanya.
2 Setiap ranting pada-Ku
yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah,
dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.
3 Kamu memang sudah
bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.
4 Tinggallah di dalam
Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
5 Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
6 Barangsiapa tidak
tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering,
kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
7 Jikalau kamu tinggal
di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya.
8 Dalam hal inilah
Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku."
(Joh 15:1-8 ITB)
Teks BGT
John 15:1 VEgw, eivmi h` a;mpeloj h`
avlhqinh. kai. o` path,r mou o` gewrgo,j evstinÅ
2 pa/n klh/ma
evn evmoi. mh. fe,ron karpo.n ai;rei auvto,( kai. pa/n to. karpo.n fe,ron
kaqai,rei auvto. i[na karpo.n plei,ona fe,rh|Å
3 h;dh
u`mei/j kaqaroi, evste dia. to.n lo,gon o]n lela,lhka u`mi/n\
4 mei,nate
evn evmoi,( kavgw. evn u`mi/nÅ kaqw.j to. klh/ma ouv du,natai karpo.n fe,rein
avfV e`autou/ eva.n mh. me,nh| evn th/| avmpe,lw|( ou[twj ouvde. u`mei/j eva.n
mh. evn evmoi. me,nhteÅ
5 evgw,
eivmi h` a;mpeloj( u`mei/j ta. klh,mataÅ o` me,nwn evn evmoi. kavgw. evn
auvtw/| ou-toj fe,rei karpo.n polu,n( o[ti cwri.j evmou/ ouv du,nasqe poiei/n
ouvde,nÅ
6 eva.n mh,
tij me,nh| evn evmoi,( evblh,qh e;xw w`j to. klh/ma kai. evxhra,nqh kai.
suna,gousin auvta. kai. eivj to. pu/r ba,llousin kai. kai,etaiÅ
7 eva.n
mei,nhte evn evmoi. kai. ta. r`h,mata, mou evn u`mi/n mei,nh|( o] eva.n qe,lhte
aivth,sasqe( kai. genh,setai u`mi/nÅ
8 evn
tou,tw| evdoxa,sqh o` path,r mou( i[na karpo.n polu.n fe,rhte kai. ge,nhsqe
evmoi. maqhtai (Joh 15:1-8 BGT)
15:1 “Akulah pokok anggur yang benar” Ini adalah satu dari pernyataan “Akulah” yang
terkenal dari Yesus dalam Injil Yohanes ( 4:26) Dalam Perjanjian Lama tanaman
anggur adalah lambang dari Israel (Maz 80:8-16). Dalam PL contoh-contoh ini
selalu memiliki konotasi negatif. Yesus menegaskan bahwa Ia adalah orang Israel
Ideal. Sebagaimana Paulus menggunakan tubuh Kristus, mempelai Kristus dan
bangunan Allah sebagai penggambaran bagi gereja, maka Yohanes menggunakan
tanaman anggur. Ini mengisyaratkan bahwa gereja adalah Israel yang benar karena
hubungannya dengan Yesus, pokok anggur yang benar (Gal 6:16). Lihat Topik
Khusus pada 6:55 dan 17:3. Lihat catatan pada 8:12.
Kebenaran[4]
Dalam suatu pengertian
Yohanes mengkombinasikan latar belakang Ibrani dan latar belakang Yunani
dari alētheia“kebenaran” sebagaimana ia melalkukannya pada logos (lih.
1:1-14). Dalam bahasa Ibrani emeth (BDB 53) menyatakanapa yang
benar, atau bisa dipercaya (sering dikaitkan dalam Septuaginta dengan pisteuō). Dalambahasa
Yunani kata ini dikaitkan dengan realitas Plato melawan bukan realita, surgawi
versus duniawi. Ini cocok dengan dualisme Yohanes. Allah telah secar jelas
menyatakan (etimologi dari alētheia adalah untuk menyingkap,
membuka, secara jelas menyatakan) DiriNya dalam AnakNya. Ini dinyatakan dalam
beberapa cara:
1. Kata Benda, Alētheia,
Kebenaran
a. Yesus penuh dengan anugerah dan kebenaran (1:14,17 – istilah
perjanjian PL)
b. Yesus adalah fokus dari kesaksian Yohanes Pembaptis (4:33;
18:37 – nabi PL terakhir)
c. Yesus berbicara kebenaran (8:4,44,45,46 – perwahyuan bersifat
perencanaan dan pribadi)
d. Yesus (yang adalah Logos, 1:1-3) adalah kebenaran
(17:17)
2. Kata Sifat, Alēthēs,
Benar, Bisa Dipercaya
a. Kesaksian Yesus (5:31-32; 7:18; 8:13-14)
b. Penghakiman Yesus (8:16)
3. Kata Sifat, Alēthinus,
Benar
a. Yesus adalah terang yang benar (1:9)
b. Yesus adalah roti yang benar ( 6:32)
c. Yesus adalah pokok anggur yang benar ( 15:1)
d. Yesus adalah saksi yang benar (19:35)
4. Kata
Keterangan, Alēthōs, Sesungguh-Sungguhnya
a. Orang Samaria menyaksikan Yesus sebagai Juru Selamat Dunia
(4:42)
b. Yesus ialah makanan
dan minuman yang sesungguhnya, bukannya manna dari jaman Musa (6:55)
Istilah kebenaran dan
turunan-turunannya juga menyatakan kesaksian orang lain pada Yesus, alēthēs
a. Kesaksian Yohanes Pembaptis adalah benar (10:41)
b. Kesaksian darii salah satu prajurit pada saat penyaliban
adalah benar (19:35)
c. Kesaksian Yohanes (penulis Injil) adalah benar ( 21:24)
d. Yesus dilihat sebagai nabi yang benar ( 6:14; 7:40)
“dan
Bapa-Kulah pengusahanya” Lagi Yesus menegaskan hubuganNya yang intim
dengan Bapa dan sekaligus ketaatanNya kepada kehendak Bapa.
Tanggapan
Teks :
Ini adalah kata-kata “Akulah” yang terakhir dari ketujuh kata
“Akulah” dalam Injil Yohanes. Dalam hal ini Yesus menyebut diriNya sebagai
pokok anggur yang benar. Kata “benar” dalam bahasa Yunani adalah άληθινοϛ (alethinos) yang berarti: benar,
sungguh-sungguh, asli.[5] Tentunya hal ini mau memberitahukan
tentang adanya “ketidakbenaran”, “ketidak sunguh-sungguhan (kebohongan)”,
“ketidakaslian (palsu)” tentang pokok anggur. Dengan kata lain, pokok anggur
itu sebelumnya sudah ada, tapi pokok anggur yang tidak benar atau palsu. Hal
ini mungkin menunjuk kepada apa yang pernah dikeluhkan oleh nabi Yeremia bahwa
bangsa Israel telah berubah menjadi pokok anggur yang rusak dan liar. Tapi
bukan mau mengatakan bahwa Allah tidak bereksistensi dalam bangsa Israel, tapi
ada sebuh pembaharuan (revelation) terhadap pokok anggur yang tidak benar tadi.[6]
15:2 “Setiap ranting pada-Ku yang tidak
berbuah, dipotong-Nya…. yang berbuah” Bentuk kalimat
Present Passive Participle muncul dua kali di ayat ini.
Menghasilkan buah, bukan pengecambahan, adalah bukti dari keselamatan. Konteks
ini mengisyaratkan bahwa Yesus sedang berbicara mengenai
(1) Pengkhianatan Yudas ( ay 6);
(2) murid-murid palsu (2:23).
Ada tingkatan dari kepercayaan dalam Yohanes.
“dipotong-Nya” Secara hurufiah ini artinya “dibersihkan.” Ini
adalah sebuah Present Active Indicative. Penderitaan mempunyai
suatu maksud dalam kehidupan orang percaya. Yaitu memaksimumkan
penghasilan buah, mengungkap kepalsuan, dan membuat terus bergantung pada
Allah. Adalah hal yang mungkin sehubungan dengan konteks dari pasal 13-17 untuk
menghubungkan pembersihan ini kembali kepada pembasuhan kaki di pasal 13.
Mereka telah mandi (diselamatkan) namun kaki mereka perlu dibasuh (pengampunan
terus menerus). Kata kerja Bentuk Present ini berbicara kepada
para murid sebagaimana sepertinya diteguhkan oleh I Yoh 1:9. Tidak hanya
ketaatan yang disyaratkan untuk bisa “tinggal,” namun juga pertobatan yang
berkelanjutan!
Maksud dari penderitaan dalam kehidupan orang
percaya bisa memiliki beberapa aspek:
1. membangun keserupaan dengan Kristus (Ibr
5:8)
2. penghukuman sementara atas dosa, secara
sederhana adalah kehidupan di suatu dunia yang jatuh Memang selalu sukar untuk
mengenali maksud Allah, namun selalu merupakan kemungkinan hasilnya.
Tanggapan Teks:
Pengusaha kebun anggur
memangkas ranting-ranting dengan dua cara: Ia memotong kayu-kayu mati yang
dapat membawa penyakit dan hama, dan Ia memotong jaringan yang hidup agar
kehidupan dari pokok anggur itu tidak terlalu menyebar sehingga kualitas tuaian
menjadi terancam. Bahkan pengusaha kebun anggur itu akan memotong seluruh
tandan anggur agar kualitas tuaian yang lain menjadi lebih baik.
Ayat ini juga mau
menunjukkan bahwa ada dua jenis ranting di dalam pohon anggur tersebut, yaitu:
ranting yang berbuah dan ranting yang tidak berbuah. Persamaan dari kedua
ranting ini adalah warna yang sama, memiliki daun yang sama, tetapi memiliki
perbedaan yaitu: yang satu berbuah dan yang lainnya tidak berbuah. Charles
Haddon Spurgeon mengatakan:
“Positive fruit is the only test of our being
christ. Remember that the judgment will not be about those things which you do
not do, but about positive things”. (Buah yang positif adalah satu-satunya
ujian tentang keberadaan kita dalam Kristus. Ingatlah bahwa penghakiman nanti
bukanlah tentang hal-hal yang tidak engkau lakukan tetapi tentang hal-hal
positif. [7]
Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa apa yang diinginkan oleh
Yesus sebenarnya bukan sekedar prilaku yang tidak melakukan hal negatif saja
seperti: tidak berbuat jahat, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak menipu.
Semua hal negatif ini tidak cukup karena Tuhan mengkehendaki buah yang positif,
seperti menolong orang yang menderita, bekerja dengan jujur, menghormati orang
tua, dan sebagainya.[8] Oleh karena itu untuk ranting yang tidak
berbuah (yang hanya tidak melakukan hal-hal negatif saja) akan ada proses
pemotongan (pembersihan) lewat penderitaan, penyesatan sehingga ketidakmampaun
menghadapi ini akan dibuang dan di bakar (bnd. Ayat 6). Dan kemampuan
menghadapi akan mengarah kepada pembenaran (justification) dan pengudusan
(sanctification) yang kemudian akan berbuah dan bertambah banyak. Perlu juga
untuk diingat bahwa ranting-ranting tidak menikmati buahnya; orang lainlah yang
menikmati buahnya. Kita tidak menghasilkan buah untuk menyenangkan diri kita
sendiri, tetapi untuk melayani orang lain. Kita hendaknya menjadi orang yang
“menggembalakan” orang lain dengan perkataan dan perbuatan kita.
15:3 “Kamu memang sudah bersih” Istilah “memotong” (kathairō) dalam ay
2 adalah akar kata Yunani yang sama dengan “membersihkan” (katharos).
Keseluruhan konteks ini mengandung bukti-bukti pemuridan yang benar. Istilah
“sudah” ini ditekankan dalam naskah Yunani yang hal ini memberikan kepada
sebelas murid yang tersisa keyakinan atas keamanan posisi mereka dalam Kristus
(dibanding dengan akar yang sama yang digunakan kepada Yudas Iskariot dalam
13:10).
“karena firman yang telah Kukatakan
kepadamu.” Kebenaran
menunjuk pada berita Yesus akan Allah ( 8:31-32). Yesus disebut baik
berita (Logos, 1:1,14) dan kebenaran (14:6) dari Allah. Roh sering
dirujuk sebagai Roh Kebenaran (14:17; 15:26; 16:13). Perhatikan bahwa
orang-orang percaya juga dikuduskan oleh kebenran (17:19, Perfect
Passive Participle) dan oleh Roh (I Pet 1:2).
Tanggapan Teks:
Sebelum ini juga
sebenarnya Yesus sudah pernah mengatakan “Kamu sudah bersih” tetapi pada saat
yang sama Ia juga mengatakan “hanya tidak semua” (Yohanes 13: 10-11). Dan dalam
Yohanes 15 ini Yudas Iskariot sudah tidak bersama-sama dengan mereka lagi, maka
Yesus mengatakan: “kamu memang sudah bersih...”[9] Firman
Allah membeda-bedakan orang yang berharga dari yang hina dan fiman itu juga
yang ikut untuk menyucikan manusia. Bahwa di Sini Yesus juga mengatakan
bahwa para murid sudah bersih karena firman, ini menunjukkan betapa pentingnya
firman untuk menjadi pegangan dalam hidup kita. Karena itu kita harus
tekun mencari dan mempelajari Firman Tuhan. Firman Allah memiliki kuasa
untuk membersihkan, jadi kita baru dapat membuktikan bahwa kita telah
dibersihkan oleh firman saat kita menghasilkan buah yang membawa kita kepada
pengudusan.
15:4
NASB,
NKJV “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu”
NRSV
“Tinggallah di dalam Aku, sebagaimana Aku tinggal di dalam kamu”
TEV
“Tetaplah menyatu dengan Aku, dan Aku akan tetap bersatu di dalam kamu”
NJB
“Tetaplah di dalam Aku, sebagaimana Aku di dalam kamu”
Ini adalah
sebuah Aorist Active Imperative Plural. Pertanyaan
ketatabahasaannya adalah apakah frasa yang kedua merupakan suatu penjelasan
atau suatu perbandingan. Banyak kali dalam bagian ini penekanan doktrinal
teologis pada ketekunan dari orang-orang kudus yang sejati ditekankan.
Keselamatan sejati mencakup baik tanggapan awal dan terus menerus. Kebenaran
teologis ini sering diabaikan dalam antusiasme kita akan jaminan pribadi
keselamatan. Jaminan Alkitabiah terkait dengan;
(1) ketekunan dalam iman;
(2) suatu gaya hidup pertobatan;
(3) ketaatan yang berkelanjutan (lih. Yakobus dan I Yohanes);
dan
(4) menghasilkan buah
(lih.Mat 7:13). Lihat Topik Khusus mengenai “Tinggal” pada I Yoh 2:10.
“Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah” Ini menunjukkan prioritas dari ketetapan
Illahi.
“kalau ia
tidak tinggal…. jikalau kamu tidak tinggal” Kedua hal ini adalah Kalimat
Third Class Conditional, yang berarti kemungkinan tindakan.
Keefektifan Rohani kita terkait dengan hubungan yang berkelanjutan dengan
Yesus.
15:5
“Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah
banyak” Ini adalah sebuah Present Active
Participle yang diikuti oleh suatu Present Active Indicative. Persekutuan
yang terus-menerus adalah sumber dari buah yang terus menerus. Buah bisa
menunjuk pada sikap-sikap dan juga tindakan dari orang percaya ( Mat 7:15-23
dengan Gal 5:22-23 dan I Kor 13). Orang percaya dijanjikan pelayanan yang
efektif jika ia tinggal ( ay 16).
“sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” Ini adalah suatu Double
Negative yang keras. Ini adalah pernyataan negatif dari suatu
kebenaran yang positif dari ay 5 dan Flp 4:13.
Tanggapan
Teks Ay.
4-5:
Dalam ayat ini kita melihat bahwa “maksud” Yesus agar para murid
(semua orang percaya) dapat berbuah, Yesus tidak mau ada yang tertinggal. Tapi
itu tidak akan terjadi secara otomatis. Mereka hanya dapat menghasilkan buah,
kalau mereka terus menerus hidup dalam persekutuan dengan Bapa, dan dengan
Anak. Ini berarti bahwa harus ada status yang jelas dan kesetiaan dalam status
tersebut. Secara khusus juga bagian ini (soal status dan kesetiaan dalam
status) memainkan peranan penting dalam teks ini. Dengan kata lain, inilah
kunci untuk bisa berbuah tadi. Sikap ketergantungan kepada Allah adalah modal
dasar untuk mendapat bantuan dari Allah.
Tinggallah di dalam Aku melalui iman dan Aku di dalam kamu
melalui Roh Ku.[10] Pangkal setiap ranting tinggal di dalam
pokok anggur, dan sari-sari makanan pokok anggur itu akan mengalir ke
ranting-ranting tadi sehingga di antara mereka terjalin hubungan yang tetap.
Tinggal di dalam Kristus perlu dilakukan supaya kita dapat berbuat banyak
kebaikan. Orang yang teguh beriman kepada Kristus dan terus mengasihi Dia,
hidup berdasarkan janji-janjiNya dan dipimpin oleh Roh-Nya menghasilkan banyak
buah. Dengan begitu ia akan menjadi sangat berguna bagi kemuliaan Allah.
Kita perlu tinggal di
dalam Kristus, agar bisa melakukan kebaikan. Hal ini bukan saja menjadi sarana
untuk memelihara dan meningkatkan segala hal baik yang sudah ada dalam diri
kita, tetapi juga merupakan sumber segala sesuatu yang baik. Hubungan “tinggal”
itu adalah sesuatu yang alami bagi ranting-ranting dan pokok anggur, tetapi
hubungan itu harus dipupuk di dalam kehidupan Kristen. Tinggal di dalam Kristus
menuntut penyembahan, perenungan Firman Allah, doa, pengorbanan, dan pelayanan.
Dan itu semua adalah pengalaman yang indah. Setelah mengembangkan persekutuan
yang lebih mendalam dengan Kristus, maka kita tidak lagi kembali kepada
khidupan Kristen yang dangkal dan sembrono.
Selanjutnya dikatakan
bahwa diluar Aku kamu tidak bisa berbuat apa-apa. Hal ini juga menunjukkan
betapa mutlaknya persekutuan dengan Kristus dalam hidup orang Kristen. Tidak
ada peluang di dalamnya itu untuk tawar-menawar ataupun juga untuk
mempertimbangkan. Ingin hidup, maka hiduplah di dalam Kristus; ingin dibuang
dan dibakar maka hiduplah di luar Kristus.
15:6 “Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,
ia dibuang ke luar” Ini
adalah sebuah Kalimat Third Class Conditional. Kayu anggur
tidak ada manfaatnya untuk keperluan rumah tangga (kayu bakar) karena kayu ini
terlalu cepat terbakar dan terlalu panas (Yeh 15). Ini sepertinya merujuk pada
Yudas dan kemungkinan juga Israel. Jika tidak, ini pasti merujuk pada iman yang
palsu ( Mat 13:41-42,50; dan I Yoh 2:19).
Tanggapan Teks:
Selain dari janji yang
sangat indah dari Kristus ketika menjadi ranting yang berbuah, tentu ada juga
peringatan tentang bagaimana matinya kerohanian seseorang ketika tidak hidup
dalam persekutuan dengan Dia (Yesus). Kata ξηραινω (xeraino) adalah bentuk pas
yang berarti menjadi (menuju, sudah terjadi) kering.[11] Berarti
“menjadi kering” bukan karena ada orang yang mengeringkan tetapi terjadi
sedemikian rupa (otomatis). Ketika itu pula maka tidak lagi menghasilkan
(produktif) dan udah pasti tidak lagi berguna. Jadi jelas bahwa ayat ini
mengajarkan ranting-ranting yang dipotong dan dibakar menggambarkan orang-orang
yang tidak pernah mengeluarkan buah, dan bahkan tidak berbuah pada saat mereka
ada di dalam Kristus.
Jadi mereka tidak
pernah menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh; dan bagi mereka hubungan
dalam pokok anggur, sekalipun dekat hanyalah bersifat lahiriah semata-mata.
Sebaliknya, orang-orang percaya yang sungguh-sungguh digambarkan oleh
ranting-ranting yang tinggal selama-lamanya dalam pokok anggur, berbuah makin lama
makin banyak dan tidak akan pernah binasa (never perish).
15:7 “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu” Ini adalah sebuah Kalimat Third Class Conditional yang
artinya kemungkinan tindakan. Doa tidak secara otomatis di jawab! Yesus
berpindah penggambaran dari DiriNya tinggal dalam murid-murid kepada FirmanNya
yang tinggal. Yesus menyatakan Bapa dan demikian juga pengajaran-pengajaranNya.
Hal-hal ini adalah sumber-sumber perwahyuan yang bisa saling dipertukarkan.
Injil merupakan suatu pribadi dan suatu berita.
“mintalah apa saja yang kamu
kehendaki, dan kamu akan menerimanya” Ini adalah sebuah Aorist
Middle Imperative (ay 16). Frasa ini telah sedemikian parahnya
digunakan di luar konteks. Berhati-hatilah untuk mencari pengajaran dari
keseluruhan Alkitab dan jangan menekankan pada suatu naskah secara tersendiri
(lih. catatan pada 14:13). Lihat Topik Khusus: Doa, Tak Terbatas Namun Terbatas
pada I Yoh 3:22.
Doa, Tak Terbatas Namun Terbatas
A. Injil-injil Sinoptik
1. orang-orang percaya didorong untuk bertekun
dalam doa dan Allah akan menyediakan “hal-hal yang baik” (Mat) atau “RohNya”
(Luk) Mat 7:7-11; Luk 11:5-13)
2. dalam konteks disiplin gereja orang-orang
percaya (dua orang) didorong untuk bersatu dalam doa (Mat 18:19)
3. dalam konteks penghakiman Yudaisme orang-orang
percaya harus meminta dengan iman tanpa keragu-raguan (Mat 21:22; Mar 11:23-24)
4. dalam konteks dua perumpamaan (ay 1-8, hakim
yang lalim dan ay 9-14, orang Farisi dan orang berdosa) orang-orang percaya
didorong untuk bertindak berbeda daripada hakil yang tak bertuhan dan orang
Farisi yang membenarkan diri itu. Allah mendengar orang yang rendah hati dan
bertobat (Luk 18:1-14)
B. Tulisan-tulisan Yohanes
1. dalam konteks laki-laki buta sejak lahir yang
disembuhkan Yesus, kebutaan sesungguhnya dari orang Farisi dinyatakan. Doa
Yesus (juga doa siapapun) dijawab karena Ia mengenal Allah dan hidup sesuai
dengan pengenalan ini (Yoh 9:31).
2. Ceramah di Ruang Loteng dalam Yohanes (Yoh
13-17)
a. 14:12-14 – doa yang percaya bercirikan
- Datang dari
orang-orang percaya
- Meminta dalam nama
Yesus Menginginkan agar Bapa dipermuliakan Melakukan perintah perintah (ay 15)
b. 15:7-10 – doa orang-orang percaya
bercirikan
- Tinggal dalam Yesus
- FirmanNya tinggal dalam mereka
- Menginginkan agar Bapa dipermuliakan
- Menghasilkan banyak buah
- Melakukan perintah-perintah (ay 10)
c. 15:15-17 – doa orang-orang percaya
bercirikan
- Pilihan mereka
- Kemampuan berbuah mereka
- Meminta dalam nama Yesus
- Melaksanakan perintah untuk saling
mengasihi
d. 16:23-24 – doa orang-orang percaya
bercirikan
- Meminta dalam nama Yesus
- Menginginkan agar sukacita dipenuhkan
3. Surat pertama Yohanes (I Yohanes)
a. 3:22-24 – doa orang-orang percaya
bercirikan
1) Melakukan
perintah-perintah (ay 22,24)
2) Hidup dengan pantas
3) Percaya pada Yesus
4) Saling mengasihi
satu dengan yang lain
5) Tinggal di dalam
Dia dan Dia di dalam kita
6) Memiliki karunia
Roh
b. 5:14-16 – doa oang-orang percaya bercirikan
1) Percaya pada Allah
2) Menurut kehendakNya
3) Orang-orang percaya
saling mendoakan satu sama lain
C. Yakobus
1. 1:5-7 orang percaya yang diperhadapkan dengan
berbagai pencobaan dipanggil untuk meminta hikmat tanpa bimbang
2. 4:2-3 – orang percaya hars meminta dengan
motif yang tepat
3. 5:13-18 – orang percaya yang dihadapkan dengan
masalah kesehatan dikuatkan
4. Meminta penatua untuk berdoa
5. Berdoa dalam iman akan menyelamatkan
6. Meminta agar dosanya diampuni
7. Mengaku dosa satu sama lain dan saling
mendoakan satu sama lain (mirip dengan I Yoh 5:16)
Kunci bagi doa yang efektif adalah keserupaan
dengan Kristus. Inilah arti dari berdoa dalam nama Yesus. Hal terburuk yang bisa
Allah perbuat bagi kebanyakan orang Kristen adalah mengabulkan doa mereka yang
mementingkan diri sendiri! Dalam satu pengertian semua doa dijawab. Aspek doa
yang paling berharga adalah bahwa orang percaya telah menghabiskan waktu dengan
Allah, percaya pada Allah.
Tanggapan Teks:
Sepertinya kita harus
berhati-hati untuk menafsirkan ayat 7c: “mintalah apa saja yang kamu kehendaki
dan kamu akan menerimanya”.[12] Untuk
itu kita harus juga memperhatikan persyaratan yang mendahuluinya (ayat 7a dan
7b). Pertama dalam ayat 7a yang mengatakan: “kita harus tetap tinggal di dalam
Yesus” berarti bahwa kita harus terus berusaha untuk tetap tinggal di dalam Dia
sekalipun sedang dalam penderitaan, tantangan atau situasi apapun. Memang di
sini juga terlihat bahwa ketika sudah tinggal di dalam Kristus belum jaminan
akan tetap tinggal di dalamnya selamanya, maka sangat diperlukan kesetiaan
dalam hal ini. Charles Hadden Spurgeon mengatakan:
Take care, also, then when the purging
operation has been carried out you still cleave to your Lord. (perhatikanlah
atau usahakanlah juga supaya pada waktu operasi pemangkasan telah dilaksanakan
engkau tetap melekat pada Tuhanmu).[13]
Kalau kita perhatikan
ayat 3 di atas yang mengatakan bahwa: “kamu memang sudah bersih karena fiman
yang telah kukatakan kepadamu”. Ini adalah status baru dan kemudian dalam ayat
ini kita di ajak untuk tetap mempertahankan itu. Kedua, dalam ayat 7b yang mengatakan:
“firman Tuhan harus tinggal di dalam kita”. Hal ini berarti firman Kristus dan
diriNya sendiri adalah identik. Banyak orang berbicara tentang Kristus sebagai
tuan, tetapi dalam persoalan doktrin mereka tidak perduli akan apa yang
dinyatakan oleh FirmanNya. Oleh karena itu jika Firman Kristus tidak tinggal di
dalam kita, baik dalam kepercayaan maupun praktek maka kita tidak ada di dalam
Kristus.
Banyak dari buah-buah
itu yang dapat dipalsukan oleh kedagingan, tetapi kepalsuan itu pada akhirnya
dapat diketahui, karena di dalam buah rohani yang sejati terkandung benih untuk
menghasilkan lebih banyak buah. Hasil buatan manusia, mati dan tidak dapat
bertambah banyak dengan sendirinya, tetapi buah yang dihasilkan oleh Roh akan
terus bertambah banyak dari satu kehidupan kepada kehidupan yang lain.
Kedua persyaratan di
atas adalah dasar untuk membicarakan ayat 7c yang mengatakan: “mintalah apa
saja yang kamu kehendaki dan kamu akan menerimanya”. Orang yang di dalam
Kristus memiliki kehendak yang telah diperbaharui, yang tentunya sesuai dengan
kehendak Allah. Jika seorang percaya berdoa dan ia berfikir bahwa ia
mengkehendaki hal-hal tertentu tetapi ia ingat bahwa ia hanyalah seorang bayi
di hadapan Bapanya yang maha bijaksana dan dengan demikian ia menundukkan
kehendaknya dan meminta untuk diajar harus mengkehendaki apa. Dengan demikian
kehendak kita adalah kehendak Allah.[14]
15:8 “Bapa-Ku dipermuliakan” Kehidupan serupa Kristus dari orang-orang
percaya membawa kemuliaan bagi Allah dan membuktikan bahwa mereka adalah
murid-murid sejati. Dalam Yoh 13:31-32; 14:13; 17:4; dan Mat 9:8; 15:31 Bapa
dipermuliakan di dalam pekerjaan Anak dan sekarang dalam pekerjaan orang
percaya ( Mat 5:16).
Tanggapan Teks:
Pada akhirnya kita
diperhadapkan kepada dua perkara yang adalah bagian dari kehidupan para murid
Yesus, yaitu: para murid akan memiliki hidup yang kaya karena terus berubah.
Kedua, itu membawa kepada kemuliaan bagi Allah. Dalam Yohanes 13: 31 dikatakan
bahwa Allah dipermuliakan dalam pekerjaan Anak, sekarang kita memiliki
kebenaran yang lain yaitu: bahwa Allah juga dipermuliakan dan pekerjaan
orang-orang percaya yang tinggal di dalam Anak. Bila orang melihat hidup para
murid maka orang akan ingat akan Allah. Hidup yang demikian mungkin adalah
hidup yang sederhana atau mungkin hidup yang hina di mata manusia. Tapi di mata
Tuhan hidup yang demikian adalah hidup yang penting; hidup yang memperoleh kepenuhanNya.
Pada umumnya kemuliaan hidup orang Kristen ialah bahwa melalui kehidupan dan
kelakuan kita, kita bisa menyatakan kemuliaan Allah.
BAB III.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Perumpamaan tentang pokok anggur menjelaskan
tema “misi” dalam dua cara penting.
Pertama,pokok anggur adalah lambang utama bangsa Israel.
Sebuah pokok anggur raksasa dari emas menghiasi pintu gerbang Bait Allah, dan
uang logam yang dicetak di Israel selama melawan Roma (68-70 SM) juga
berlambang pokok anggur. Banyak kiasan dalam Perjanjian Lama yang menggunakan
lambing ini. Mungkin sebutan Perjanjian Lama terpenting dalam hubungannya
dengan klaim Yesus, akulah pokok anggur yang benar (1) adalah
Maz 80, yang memadukan ungkapan tentang Israel sebagai “pokok anggur dari
Mesir” (80:9) dengan “anak Manusia yang telah kau teguhkan bagi diriMu” (Maz
80:18). Berbeda dari pokok anggur yang memusnahkan dirinya akibat
ketidaktaatan, Yesus adalah “pokok anggur yang benar.” Dialah anak yang taat,
dan melalui pengorbananNya dan misi berikutnya, apa yang telah berabad-abad
menjadi maksud Allah bagi Israel akan digenapi, bangsa-bangsa akan diselamatkan
dan semua kaum di bumi akan mendapat berkat (Kej 12:2).
Kedua, pokok angguradalah tanaman yang berguna, ia tumbuh untuk
berbuah, itulah fungsinya. Bunga-bunganya kecil, buahnya berlimpah dan apabila
buah itu sudah matang dan pokok anggur sementara tampak mulia, hartanya dalam
bentuk anggur-anggur diambil dan pokok anggur itu sendiri dipotong sampai pada
batang utama. Fungsi ini dicerminkan dalam penekanan Yesus pada poko yang
berbuah. Karena itu, dalam menafsirkan nas ini, kita perlu berhati-hati untuk
tidak hanya menekankan hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Tujuan yang
terkandung fungsi berbuah itu juga dinyatakan—dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika berbuah banyak…(8). Ini sesuai dengan 13:31, Pernyataan
yang merupakan “nas kunci” bagi seluruh percakapan ini: “sekarang Anak Manusia
dipermuliakan dan Allah di permuliakan di dalam Dia.” Tujuan terakhir
kedatangan Yesus, yakni dipemuliaan Bapa, diwujudkan terutama melalui
keberhasilan misi persekutuan para murid.
Setelah menerangkan keutamaan tugas misi itu,
Yesus mengidentifikasikan beberapa rahasia misi yang efektif :
1. Pembersihan
Rahasia pertama dalah pembersihan dari Bapa
(ay 2). Pelayanan Bapa sebagai pengusaha kebun anggur bersifat ganda:”petani
anggur melakukan dua hal agar anggurnya berbuah sebanyak mungkin—pada musim
dingin ia membuang ranting yang kering dan layu dan pada musim semi ia membuang
semua tumbuhan dari ranting yang tidak berguna dari setiap ranting yang baik.
Dalam persekutuan para murid, mungkin ada orang yang pada akhirnya akan
terungkap sebagai ranting-ranting yang mati. Karena itu setian orang perlu
dengan sungguh-sungguh berusaha supaya “panggilan dan pemilihannya
semakin teguh (2 Pet 1:10).”
Tindakan positif lain yang dilakukan Bapa
adalah membersihkan rantin-ranting agar mereka berbuah lebih banyak (ay 2).
Ayat ketika menguraikan tentang dampak dari Firman Kristus yang membersikan dan
memurnikan. Firman yang sekarang terkandung dalam kepustakaan, Firman Allah itu
merupakan alat utama bagi Allah untuk membersihkan para murid. Kalau perkataan
tersebut bekerja dalam diri kita, maka dengan cara yang baru kita menjadi
menarik dan autentik dalam kehidupan dan kesaksian kita sebagai Kristen.
2. Tinggal didalam-Nya
Rahasia dari misi yang efektif ialah tinggal
didalam Aku, yaitu dalam Anak Allah (ay 4,5). Sebelumnya Yesus pernah
menyemangati murid-murid-Nya dengan berbicara mengenai hubungan baru dengan Dia,
yang akan mejadi milik mereka melalui perantaraan Roh Kudus setelah
pemuliaan-Nya (14:20). Disini Ia mengajarkan bahwa hubungan mereka dengan-Nya
juga mendasari kemampuan mereka untuk berbuah. Menghasilkan buah untuk Allah
bukanlah kemampuan manusiawi, itu adalah pekerjaan Kristus melalui kita.
3. Doa dalam nama Yesus
Rahasia ketika misi ialah berdoa dalam nama
Yesus. Jangkauan janji ini mengesankan apa saja yang kamu kehendaki (ay
7), apa saja yang kamu minta (ay 16). Pada pandangan pertama, ini seolah-olah
pelepasan tanggung jawab secara mengherankan dari pihak Tuhan. namun ada juga
syarat: jikalau kamu tinggal didalam Aku dan Firman-Ku tinggal didalam
kamu (ay 7). Jika kita tiinggal di dalam Dia dan keinginan kita
selasar dengan keininan-Nya maka doa kita akan dijawab. Doa itu sangat penting
untuk keberhasilan misi umat Allah.
Tujuan, puncak atau muara dari semuanya itu
adalah kemuliaan Allah bukan kepentingan diri sendiri kita. Jika kita berbuah
banyak, atau maksudnya jika kita sebagai pribadi atau gereja menghasilkan karya
kasih dan kebajikan atau menampakkan buah Roh (kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan
penguasaan diri) maka Allah akan dimuliakan.Itu jugalah yang dikatakan Yesus dalam
Matius 5:16 “demikianlah hendaknya terangmu nyata…. supaya orang melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga”.
DAFTAR PUSTAKA
________________, Alkitab, Jakarta: LAI, 2004.
Abineno, J. L. Ch., Yesus Sang Mesias
dan Anak Allah II, Jakarta: BPK-GM, 1986.
Barclay, William, Injil Yohanes Pasal
8-21, Jakarta: BPK-GM, 2003.
Baxter, J. Sidlow, Menggali Isi
Alkitab 3, Jakarta: YKBK/OMF, 1999.
Brown, Raymound E., The Gospel
According To John (XIII-XXI), New
York: Doubleday Co. Inc, 1984.
Drewes, Pdt. B.F. dkk., Kunci
Bahasa Yunani Perjanjian Baru: Kitab Injil
Matius Hingga Kitab Para Rasul, Jakarta: BPK-GM, 2008.
Guthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 2, Jakarta:
BPK-GM, 1992.
Henry, Matthew, Injil Yohanes 12-21,
Surabaya: Momentum dan
Oikonomos Foundation, 2010.
Kysar, Robert, Augsburg Commentary On
The New Testament, Minneasota: Minaeapolish, 1986.
Lee, Dr. D.W., Khotbah Ekspositori
Yang Membangunkan Pendengar, Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 2002.
Marxsen, Willi, Pengantar Perjanjian
Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya, Jakarta: BPK-GM,
1999.
Milne, Bruce, Seri Pemahaman dan
Penerapan Amanat Alkitab Masa Kini: YOHANES, Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2010.
Morris, Leon, Gospel According To
John: The New International Commentary On The New Testament,Grand Rapids
Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 1995.
Spurgeon, Charles Haddon, A Treasury
Of Spurgeon On The Life And Work Of Our Lord Vol 3, Grand Rapids:
Baker Book House, 1979.
Tenny, Merril C., Injil Iman “Suatu
Telaah Naskah Injil Yohanes Secara Analitis, Jakarta: Gandum Mas,
2003.
Verkuyl, J., Tafsiran Surat Yohanes,
Jakarta: BPK-GM, 1954.
Wiersbe, Warren W., Diperbaharui Di
Dalam Kristus, Jakarta: Yayasan Kalam Hidup, 2008.
[1] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian
Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya, (Jakarta: BPK-GM,
1999) hlm. 310
[2] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian
Baru, Hal. 311
[3] Bruce Milne, Yohanes: Lihatlah Raja mu,(
Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011) hlm. 30-31
[4] George E. Ladd Teologia Perjanjian Baru, hal. 263-269.
[5] William Barclay, Injil Yohanes Pasal
8-21, (Jakarta: BPK-GM, 2003) hlm. 272
[6] Robert Kysar, Augsburg
Commentary On The New Testament, (Minaepolish: Minnesota, 1986) hlm. 236
[7] Charles Haddon Spurgeon, A Treasury Of
Spurgeon on The Life And Work Of Our Lord-Vol 3, (Grand Rapids: Baker Book
House , 1979) hlm. 557
[8] Bandingkan dengan apa yang disebut kan oleh
Robert Kysar bahwa: καρπον (karpos) adalah: is the life of faith and
love demanded of those allied with christ (bentuk yang hidup dari iman). Robert
Kysar, hlm. 236
[9] Matthew Henry, Injil Yohanes 12-21,
(Surabaya: Momentum, 2010), hlm. 1042
[10] Matthew Henry, Injil Yohanes 12-21, hal. 1044
[11] B.F. Drewes, DKK, Kunci Bahasa Yunani
Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2008) hlm.340
[12] Karena di zaman post modern yang mengarah
kepada sikap yang beorientasi kepada hasil, ayat 7c ini bisa disalah artikan.
[13] Charles Hadden Spurgeon, hlm 581
[14] Leon Morris mengatakan: “ pada saat orang
percaya tinggal di dalam Kristus dan Firman Kristus tinggal di dalamnya maka ia
hidup sedekat mungkin pada Kristus. Maka doa-doanya merupakan doa-doa yang
sesuai dengan kehendak Allah dan doa-doa itu akan di jawab sepenuhnya. Lih.
Leon Morris,The Gospel According To John ( The New International Commentary
On The New Testament, Grand Rapids Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Co,
1995, hlm. 672
Sumber : Ps. Jenry Teuf